Terimalah Salamku Bencana
Terimalah salamku bencanaKau yang datang tak terhalang
Keras menerjang
Berkendara angin bercemeti kilatan petir
Tatap matamu menghunjam
Gemeretak rahangmu meradang
Gemuruh amarah rontokkan segala angkuh
Aku lunglai
Tiada kata walau sepatah
Memang kini kedamaian kian kerontang
Caci maki jadi menu hidangan pagi
Benci dendam berkepanjangan
menghias ruang- ruang media sosial
Sementara tuan-tuan penguasa
Merumuskan kedholiman sebagai program kerja
Kasak-kusuk sekumpulan kutu busuk
Menusuk jantung rakyat yang lemah berdegup
Dan disana alam merana
Sekumpulan burung kehilangan rindang
Daun hijau dan segar udara
Sekawanan binatang meratapi kampung halaman yang hilang
Belantara terhenyak alat-alat berat mengoyak keangkerannya
Memuaskan keserakahan pemilik modal melahap tanah menyedot mineral
Aku terdiam
Apa hendak dikata?
Terimalah salamku bencana
Kau hulubalang setia
Matamu tajam geraham sekeras karang
Sekilas kutangkap sendumu atas duka mereka yang tak bedosa
Sebelum kau tembus gelap malam
Menyisakan misteri terdalam
BksJan'21
Eko Jakasampurna
0 Komentar