Oleh-Oleh dari BPJE Kaltim: Understanding Your Business

Coach Abi Darwis di kegiatan perdana BPJE PKS Kaltim


Sebenarnya dalam genetik diri kita itu terdapat darah seorang pemenang dan yang perlu kita selamatkan dalam kondisi seperti sekarang adalah otak kita.



"Kita harus berusaha mencari celah positif, harus terus berpikir positif. Itu juga disampaikan oleh guru guru kita," lanjut beliau


"Bumi boleh dilockdown tapi Langit kan masih tetap terbuka. Ketuk pintu langit bahkan kalo perlu gedor dan tariklah tiap hari," lanjut Abi Darwis menjelaskan dengan tegas.




Pertanyaan selanjutnya adalah..


"Apa yang suda kita lakukan hingga sekarang?"


"Mengapa kita belum bisa menjadi hebat? "


"Atau ada yang merasa sudah hebat?"


Pertanyaan pertama yang dilontarkan Abi Darwis kepada peserta dalam acara perdana Bidang Pemberdayaan Jaringan Usaha dan Ekonomi (BPJE) PKS Kalimantan Timur di Aula DPW PKS Kaltim, Sabtu (23/1/2020).


Seketika audiens yang hadir terdiam dan merenung untuk beberapa saat lamanya.


Kemudian beberapa peserta secara bergantian mencoba menjawab,

"Merasa Puas," jawab orang pertama.


"Karena tidak mau belajar," jawab peserta berikutnya. 


"Karena merasa berada dalam zona nyaman," timpal peserta yang lain. 


"Merasa cukup dengan yang ada," imbuh peserta selanjutnya. 


"Katanya mau kaya? yakin bahwa Allah itu Maha Kaya, tapi mengapa Anda belum bisa hebat, belum bisa bertumbuh?"


Pertanyaan kedua terlontar dari sosok Abi Darwis, seorang Master G Coach, gurunya para UMKM Indonesia. 


Kemudian beliau memberikan penjelasan dengan suatu analogi.


"Sebenarnya kenapa kita belum bisa menjadi hebat, karena sebenarnya kita masih belum memaksimalkan potensi otak kita. Sederhananya Allah kasih potensi hingga 12. Tapi kita baru pakai satu saja. Lalu kemana yang sebelasnya? diparkir atau dikubur?"


Spontan peserta ada yang tertawa cekikikan karena ada yang merasa tersindir banget.


"Padahal hasilnya sudah tertarbiyah selama sekian puluhan tahun, tapi mana hasilnya? Kok masih begini? Apa sebenernya yang salah dalam diri kita, bisnisnya ataukah owner-nya ? "


"Halloooo...!"


Kembali audiens disodorkan pertanyaan yang lebih menguras pikiran lagi. 


"Kebanyakan action kita masih dibatasi oleh pemikiran dan pengalaman masa lalu kita sendiri. Coba sekarang Anda berpikir! Misalkan  depan rumah Anda akan dibangun mall sebesar Bigmall , apa yang akan Anda lakukan?" sang Coach kembali bertanya kepada audiens.


Peserta kembali terdiam berpikir lagi.


"Membangun ruko?"


"Bikin kos-kosan?"


"Bikin usaha lapangan parkir?"


"Bikin usaha kuliner?"


Jawab peserta.


"Nah, ternyata benar. Kebanyakan  kita sering berpikir hanya berdasarkan pengalaman kita sendiri," katanya.


"Sekarang saya tanya balik pernahkah Anda berpikir, suatu saat bisa membeli dan mengakuisi saham mall yang akan dibangun itu tadi?"



Mak jlebb.

Kena lagi deh.... 



"Bagaimana kita akan bertumbuh, sementara cara berpikir kita masih terlalu pendek?"



"Masih ingatkah kisah tentang Panglima Besar Al Fatih? Saat antar pulau dirantai, maka di hari ke-53 saat berperang Sang Panglima mencoba berkreasi bagaimana ia dapat memindahkan kapal perangnya. Kemudian ia membuat inovasi dengan cara membawa kapal menaiki atas bukit menggunakan tenaga manusia. Padahal secara logika manusia cara ini tidak masuk akal sama sekali. Kuncinya jika anda ingin bertumbuh  maka Anda harus berpikir di atas rata-rata!" katanya.


"Kalau kita tidak mampu berpikir di atas rata-rata artinya kita sendiri tanpa sadar telah menyepelekan Allah. Kita merasa bahwa Allah tidak mampu mewujudkannya. Hati-hati kalau Anda mulai masuk dalam aktifitas rutin kerja. Karena rutinitas itu mematikan kreativitas," pesan Abi kembali mengingatkan. 


Para peserta tampak mengangguk-anggukkan kepala. Banyak hal yang perlu dibenahi terkait dengan mindset dan eksekusi tentang membuat rencana bisnis ini. Tak terasa satu jam pun berlalu dan para peserta yang dibatasi hanya beberapa orang itu pulang ke rumahnya masing-masing. 



Samarinda, 23 Januari 2021

Dirangkum oleh: Yusnita Widi

Reli Kaltim 

Posting Komentar

0 Komentar