Kabupaten Bekasi Mendekati Zona Hitam. Kenapa dan Bagaimana Seharusnya!





Awal tahun 2021 ini saya melihat fenomena lucu. Ingin berbagi dengan sahabat semua.


Coba masuk ke beberapa pemukiman perumahan di Kabupaten Bekasi. Banyak jalan mulus dan berbeton. Banyak sarana olahraga, indoor dan outdoor terbangun indah, rapih! 


Taman-taman bermain anak yang mulai tertata, ini hal yang patut disyukuri. Namun, belakangan masih terlihat lucu, karena kita semua diminta PPKM (Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) karena kasus Covid-19 yang semakin meningkat. Informasi terbaru, PPKM diperpanjang sampai tanggal 8 Februari 2021. 


Terus?


Kalau dipikir-pikir siapa tuh yang memanfaatkan lapangan olahraga? 


Jalan-jalan yang bagus tapi semua manusia nya diminta ngumpet?


Tatap Muka anak-anak sekolah tertunda. Yang hajatan dilarang. Kumpul-kumpul menikmati hasil pembangunan dibubarkan.


Disisi lain, angka kematian masyarakat  meningkat. Rumah sakit full dan antrian di Labkesda makin panjang. 



Adakah yang salah?


Rasanya ada!


Paling tidak kita bisa melihat pada Filosofi  Pembangunan Daerah. Ada dua paradigma yang secara kasat mata terlihat oleh saya. 


Pertama

Kesadaran dan  keseriusan Penanganan  Pandemi Covid 19. 


Kedua

Ketimpangan fokus  pembangunan fisik dan non  Fisik. 


Sebagai informasi..

Semua pasti tahu pentingnya pelaksanaan screening swab massa yang menurut WHO

1/1000 jumlah penduduk per pekan. Tahun 2020 harusnya menjadi momentum karena  persiapan menghadapi gelombang Libur Natal, Tahun Baru and liburan panjang. Pasti akan ada klaster-klaster baru. 


Temukan kasus

Isolasi

Obati


Sederhana sebenarnya! 


Dua Pekan saja orang yang jelas ditemukan positif sejak awal, lalu isolasi. Virus itu tidak menyebar dan perlahan akan hilang. Ini memang teori tapi sudah terbukti dan menjadi dasar sebuah tindakan penanganan Pandemi ini.


Contohnya sudah ada daerah yang bisa menekan penyebaran Covid-19. Provinsi Sumatera Barat misalnya. Atau DKI Jakarta yang mampu menekan angka Fatality Rate sampai di bawah rata-rata nasional (<3%).


Melihat kemampuan Kabupaten Bekasi

Kemampuan Swab massal kita rata-rata 0,01 % sampai 0,1 % per bulan di setiap puskesmasnya. Data ini didapatkan dari hasil muter-muter saya dan rekan-rekan di Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi. 


Semestinya kalau menilik prosentasi WHO minimal 1% per bulan per puskesmas melakukan screening ini.


Kenapa tidak bisa?

Kapasitas Puskesmas kita dan membangun kesadaran masyarakat dari para pemangku jabatan yang kurang. Belum lagi ada masyarakat yang memang melawan terkait Covid 19 ini. 


Tidak ada yang mesti disalahkan. Hanya sekarang harus ada eksekutor yang handal  dan piawai. Sekelas Anies Baswedan  yang begitu intens saja kewalahan, sampai-sampai pembangunan fisik di DKI minim sekali.


Dalam hal ini, jajaram stakeholder kesehatan tentu tidak bisa disalahkan, secara saya menyaksikan sendiri mereka sudah jungkir balik dan jungkir tidak bisa balik. Dalam arti banyak yang terpapar dan menjadi korban juga. Ada beberapa yang wafat, InsyaAllah mendapat syahid.


Yang perlu dibangun kembali adalah Kesadaran Komunal di semua stakeholder Pemerintah Daerah, Terkhusus Bapak Bupati. Bahwa ini Pandemi Covid-19 lho bapak. Ini mendunia!

Covid 19 ini Kelas Internasional. Mestinya ditangani dengan keseriusan Kelas Internasional. Juga perlu penanganan sinergis terukur dan berpikir lateral.


1. Berapa kemampuan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) kita?


2. Berapa harus membuat laboratorium-laboratorium darurat?


3. Penambahan tenaga kesehatan!


4. Penambahan tenaga laboratorium.


5. Soal bantuan sosial dan bantuan ekonomi, masyarakat diminta PSBB tanpa bekal. Dinas Sosial  ragu-ragu untuk memberikan bantuan. Ada kendala takut double data lah, moratorium yang belum dicabut Bupati laaah, dan segala lah lah yang lain.


Kalau mau serius angka 500 Milyar (ini data Bapeda) untuk penanganan Covid-19 ini jauh dari cukup. Makanya aneh kalau ternyata masih tersisa. Penambahan kurang lebih 150 M di APBD Perubahan untuk Covid 19 tidak terserap dengan semestinya. Berkali-kali saya dan teman-teman sebagai anggota DPRD Bidang Kesra minta laporan belum juga terealisasi.


Justru  realisasi pembangunan fisik melimpah ruah di penghujung tahun. Saya sempat tersenyum sedikit pahit dan gamang. Satu sisi ikut bahagia tapi sisi lain bertanya bagaimana kabarnya Pandemi Covid-19 di tahun 2021? dan BOOM...!!!


Kabupaten Bekasi mendekati  Zona Hitam. Bayangkan satu kecamatan sudah mencapai angka 200 kasus positif sampai detik ini (22 Januari 2021). Ini belum habis satu bulan loh!


Padahal satu kasus positif saja harus dilakukan tracking  orang. Kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas minim sekali. Satu dokter dan dua bidan.


Berapa rumah yang berhasil mereka datangi dalam sehari?


Jangan heran kalau sekarang  rumah sakit di Kabupaten Bekasi Full and over capacity.


Jangan sampai apa yang kita sudah bangun tidak ada yang menggunakan karena manusia-manusianya terkurung di rumah-rumah, atau rumah sakit bahkan kuburan. 


ASTAGFIRULLAH......


###


FATMAH HANUM 

FRAKSI PKS

KOMISI IV (KESEJAHTERAAN RAKYAT)

DPRD KABUPATEN BEKASI

Posting Komentar

0 Komentar