Ayang dan Tak Ada Lagi Ruang Memfitnah PKS


Seorang ibu berkaos hitam dan berambut pendek membetot publik tadi malam. Tampil di Indonesia Lawyers Club (ILC), dia seperti "dikirim" untuk menjawab fitnah keji yang diarahkan kepada PKS.

Berkali-kali dia menyebut PKS dalam acara yang mengangkat tema soal ancaman kabut asap di Riau. Live. Tanpa naskah.  Menjawab pertanyaan Karni Ilyas.

Ibu tersebut bernama Ayang Rumika. Salah satu pengungsi di Posko Kesehatan DPW PKS Riau. Dia mengisahkan perjuangannya menyelamatkan cucunya dari ancaman kabut asap yang mengganas.

Kata Ayang, kader-kader PKS yang membantunya. Menjemputnya di rumah. Lalu membawanya ke posko. Mengantarnya ke rumah sakit. Sampai memberinya uang Rp 1 juta untuk deposit. 

Semuanya terang-benderang. Melalui kesaksian Ayang, publik akhirnya terbuka matanya. Jadi mengenal siapa sebenarnya PKS. Ayang menjawab rentetan tudingan keji kepada PKS oleh pihak-pihak yang tak suka.

Melalui Ayang, kita akhirnya tahu bahwa PKS itu tidak anti Pancasila, tidak radikal, dan tidak intoleran.  Di posko ada puluhan atau bahkan ratusan orang. Mereka pastinya datang dari beragam latar belakang. Entah suku, ras, kelompok dan sebagainya. Mereka tak pernah ditolak meski berbeda-beda. 

"Ibu, karena ibu tak berjilbab maka kami tak mau menolong ibu."

Dialog semacam itu sudah tentu tak pernah ada. Ayang menjadi bukti tak terbantahkan. 

Tudingan-tudingan yang menjurus fitnah pada PKS harusnya sudah berakhir tadi malam. Tak ada lagi ruang. Dan itu terucap dari lisan Ayang, seorang ibu berkaos hitam dan berambut pendek.

Erwyn Kurniawan

Posting Komentar

3 Komentar

  1. Subhanallah... semoga Allah SWT membuka mata dan hati nurani mereka yang selama ini buta

    BalasHapus
  2. PKS...oh ternyata kau yg buat bingung para penjahat...

    BalasHapus
  3. Itulah kerja nyata para relawan pks yg tak mau dibesar besarkan semua rela bekerja demi rakyat..

    BalasHapus