Luapkanlah Emosi Anda, Pak Prabowo!


"Pemimpin yang baik itu tidak emosional", ujar mereka setelah melihat video kampanye Anda di Jogja yang menggebrak podium. Menurut saya luapan emosi Anda sudah tepat, Pak Prabowo. Anda bukan marah karena alasan pribadi, tapi karena risau dengan nasib negeri ini. Juga ketika Anda menangis, itu tanda hati yang hidup yang masih bisa bergetar mendengar nasihat ulama, bukan karena cengeng.

Maka saya dan rakyat Indonesia titipkan amarah kami pada Anda. Melihat bangsa lain memangsa hasil bumi negara ini. Bahan tambang dibawa pergi, lalu disisakan kerusakan lingkungan di tanah ibu pertiwi.

Kami titipkan amarah kepada Anda atas lapangan kerja yang terampas oleh bangsa asing. Bukan sekedar tenaga ahli yang menyerbu, namun juga buruh kasar. Di beberapa tempat memicu bentrokan dengan warga dan tenaga lokal. 

Kami titipkan amarah kepada Anda karena kebutuhan hidup yang melambung tinggi. Ongkos listrik rumah tangga melonjak berlipat beberapa tahun belakangan. Harga BBM, sembako dan kebutuhan-kebutuhan pokok semakin mahal. Sementara panen petani malah tak berharga karena impor yang serampangan.

Kami menangis bersama Anda saat Ustadz Abdul Somad memberikan taushiyahnya. Apalagi saat ia memberi hadiah tasbih, dan mewasiatkan untuk menjaga afdholudz dzikr. Ketika tangan beliau menyentuh dada Anda, seolah tangan itu pun ada di atas dada kami.

Maka luapkanlah gelora emosi Anda, pak Prabowo. Anda bukan marah kepada rakyat yang sedang mengadu, seperti contoh yang tidak baik dari seorang mantan gubernur.

Namun bergegaslah redakan amarah kami, bila Tuhan takdirkan Anda terpilih menjadi pemimpin bangsa ini. Ganti dengan senyum bangga pada negeri.

Jangan pernah emosi pada kami yang mengadu pada Anda.

Dan jangan pernah berhenti menangis bila ulama yang lurus menegur Anda dengan bahasanya yang tegas.

Zico Alviandri

Posting Komentar

0 Komentar