Cara Praktis Mempertimbangkan Partai yang Akan Dipilih


Hi guys! Udah siap merasakan serunya El Clasico? Bukan cuma nonton, bahkan kita bisa terlibat langsung lho...!!

Hehe.. Ini bukan El Clasico antara Real Madrid vs Barcelona. Tapi pertarungan yang selalu panas di negeri ini tiap 5 tahun sekali. Yupz... Pemilu legislatif dan Pilpres.

Gak mau pusing? Iya sih, lebih enak mantengin video-video lucu Ria Ricis dan keluarga Gen Halilintar dari pada harus menganalisa siapa yang pantes buat dipilih. Puyeng bro. Belum lagi ajang bully-bullyan, kata-kataan, sindir-sindiran, dari para pendukung capres/parpol yang bikin bangsa ini kegerahan. Ditambah lagi sekarang masanya equinox.

Tapi mau gimana lagi, event itu masa depan kita. Kita mau cuek atau antusias, bakal ada sekelompok orang di gedung DPR yang bikin Undang-undang yang mengatur kita mau ngapa-ngapain. Bisa aja peraturan itu bikin tertib masyarakat, atau malah rese', dikit-dikit ancemannya penjara, kayak artikel 13 buatan parlemen Uni Eropa.

Kita mau cuek atau peduli, akan ada orang-orang yang punya kesempatan korupsi uang rakyat. Kalau mereka jujur dan amanah, alhamdulillah. Tapi kalau mereka curang, hak kita dirampas mereka.

Maka itu guys, mau gak mau kita harus peduli. Pilih yang kompeten, yang gak rese', yang mau berjuang buat rakyat, dan jujur amanah.

Gimana caranya menyeleksi sekian banyak orang?

Nah, ada salah satu cara instant untuk menganalisa. Gak susah-susah amat kok untuk dianalisa, mumpung masih beberapa hari lagi.

Kita generasi pemilih pemula patut menerapkan reward dan punishment buat partai-partai itu. Kita hukum partai yang banyak masalah dan melahirkan koruptor, dan kita apresiasi partai yang paling sedikit terlibat kasus korupsi. Begitu caranya.

Tanya kepada ahlinya ahli, intinya inti, core of the core. Eits.. ini bukan Pak Endul ya. Kita tanya ke google. Ada banyak grafis peringkat korupsi partai-partai. Baik anggota dewan atau pun kepala daerah.

Kata kunci gak perlu susah-susah. Misalnya "grafik korupsi partai", cari di google image. Maka muncul infografis yang memudahkan kita untuk menganalisa, mana partai yang perlu dihukum dan mana partai yang perlu diapresiasi.

Tidak harus langsung mendapat satu kandidat partai yang coblosable. Setidaknya ada 2-3 partai nominasi, setelah itu pelajari lebih detail.

Sudah jelaskan, guys? Itu cuma salah satu cara saja. Lebih mudah. Tapi bisa efektif untuk aksi menekan korupsi.

Kalau pernah belajar teori peluang di pelajaran Matematika, kita bisa ukur probabilitas sebuah partai memunculkan korupsi. Mungkin ada yang berdalih, "namanya juga oknum. Jangan generalisasi dong...". Oke, kita pilih partai yang paling sedikit melahirkan oknum. Kalau banyak koruptornya, itu mah bukan oknum, tapi memang sarangnya.

Teuku Muhammad Zacky
Caleg DPRD Provinsi Banten
Nomor Urut 4
Dapil Kabupaten Tangerang A
Kelapa Dua, Legok, Pagedangan, Cisauk, Curug, Cikupa, Panongan,
Tigaraksa, Jambe, Jayanti, Solear, Cisoka, Balaraja


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10210680942298217&id=1788283058

Posting Komentar

0 Komentar