Dunia Terbalik, Konstituen Nyumbang untuk Caleg PKS



Bukan sekali dua ada teman atau kerabat yang minta nomor rekening. “Lumayan buat cetak peraga kampanye,” kira-kira begitu pesannya.

Atau yang langsung memasukkan amplop ke dalam tas. “Dikit aja ya, Det. Soalnya aku ga bisa bantu apa-apa.”

Semua tanpa diminta. Ke ibu sendiri saja ga terucap minta kebutuhan kampanye yang rasanya tiada habis itu. Apalagi bikin open donation.

Tapi yang satu ini benar-benar bikin menetes air mata. Yang datang adik lelaki si konstituen. Masih teman saya. “Pokoknya 17 April harus menang!” Pesan si adik saat berpisah.

Isinya “hanya” Rp 300 ribu, tapi haru justru ga bisa dibendung. Teman saya itu bukan orang berpunya, masih punya tanggungan keluarga.

“Allah saja yang balas. Semoga berkah, diganti dengan yang jauh lebih banyak. Aamiin.” balasan saya ke dia - plus emoticon baper: mewek.

Di sudut negeri yang lain kejadian sama dialami teman sesama caleg PKS, Bang Sabarudi dari Riau. Dia bingung kenapa justru orang mau menyumbang dana kampanye untuk dia.

“Saya bilang kalau mau infak kampanye langsung ke partai saja, nanti partai yang atur penggunaannya,” ujar pengusaha ayam goreng di Pekanbaru ini.

Tapi, lanjut dia, penyumbang maunya nyumbang ke caleg. “Saya bantu PKS lewat abang. Duit itu silakan abang pake untuk berjuang.”

Yang lebih memewekkan lagi yang dialami teman-teman dapil 3 Bandar Lampung. Saat direct selling di daerah Way Halim, mereka jumpa Mbok Pariyem, pedagang sayur keliling. Sambil menawarkan PKS, mereka beli dagangan si mbok, tapi terkejut karena dia menolak dibayar.

“Mas, sekali kali kulo pingin bersodakoh. Mohon ditrimo sego pecel kulo. Mugo berkah kangge kulo sak keluargo.”

- Mas, sekali-sekali saya pingin bersedekah. Mohon diterima nasi pecel saya. Semoga berkah buat saya dan keluarga. -

Seraya mengatakan akan pilih PKS karena dia kenal salah satu caleg PKS di dapil itu, Pak Buntoyo. Dia kenal Pak Buntoyo orang baik.

Sehari-hari jumpa masyarakat, juga sesama caleg termasuk dari partai-partai lain, money politic itu haram, punya konsekuensi pidana, tapi toh kenyataannya terjadi dimana-mana.

Di Lampung fenomena itu makin meresahkan pasca pilgub. “Nilai” per kepala makin mahal.

Maka Mbok Pariyem dan orang-orang yang tahu mereka bisa menangguk untung 50-100-200ribu dari para caleg, tapi justru berlaku sebaliknya: menyumbang buat caleg, laku dan doa terbaik apa yang sebaiknya kita lantunkan?

Mendoakan dia dibalas Allah SWT dengan yang terbaik dan kita yang diberi tak mengkhianati kepercayaan mereka.

Mungkin itu.

Detti Febrina
Diamanahi PKS sebagai caleg DPR RI daerah pemilihan Lampung I

*Foto dari Pak Ahmad Rosep

sumber : https://www.facebook.com/dettifeDettiFebrina/posts/2162688510483665


Posting Komentar

0 Komentar