Mengapa hanya PKS yang Berbeda soal Isu Kampanye?


April 2019 tinggal empat bulan lagi. Itu artinya pemilu sudah di depan mata. Tapi sayangnya, isu kampanye bukan mendekat, justru kian menjauh dari nadi kehidupan rakyat.

Ada partai yang sibuk mengampanyekan anti poligami dan menolak Perda Syariah. Mereka berteriak lantang seolah-olah kedua isu tersebut jadi masalah mendasar negeri ini.

Ada partai yang brrsuara keras soal intoleransi, radikalisme, kebhinekaan, anti NKRI dan khilafah. Semua stigma negatif itu dinisbatkan kepada umat Islam. Seakan-akan kaum muslimin ingin memecah belah Ibu Pertiwi.

Ada capres yang dengan ringannya memproduksi kata-kata yang kurang elok didengar. Menyebut lawan politiknya dengan sontoloyo, genderuwo dan siap menabok.

Ada cawapres yang menyatakan budeg dan buta kepada siapa saja yang tak melihat prestasi Petahana.

Ada politisi yang dengan percaya dirinya siap memotong leher jika jagoannya dalam pilpres kalah di Madura.

Ada pula politisi yang memberikan jaminan masuk surga kepada siapa saja yang memilih capres-cawapres yang dijagokannya.

Lalu ada perusakan baliho yang dijadikan isu. Didramatisasi sedemikian rupa bagai sinetron.

Apakah semua isu di atas dibutuhkan rakyat? Jawabannya jelas tidak. Berbagai survei menyebutkan bahwa yang jadi perhatian rakyat adalah masalah ekonomi.

Lembaga survei Median misalnya. Dalam rilisnya November kemarin mengungkapkan masalah yang menjadi hambatan Jokowi-Ma’ruf ke depan adalah memperbaiki kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Sebab, sebanyak 48,9 persen masyarakat menyebut masalah ekonomi dan kesejahteraan yang belum diselesaikan pemerintah saat ini.

Sejauh ini, baru PKS yang menawarkan isu kampanye berbeda. Partai dakwah itu menjanjikan pemberlakuan SIM seumur hidup dan penghapusan pajak motor.

Program ini mendapat pujian dari Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Sarwi Chaniago. Menurutnys, keberanian PKS menawarkan janji politik berupa paket kebijakan ini patut diapresiasi. Menurutnya, langkah politik ini setidaknya bisa memecah kebuntuan di tengah situasi politik nasional yang hiruk-pikuk namun jauh dari substansi.

Janji kampanye PKS ini juga mendapat dukungan dari masyarakat. Polling yang diadakan media online detik misalnya, mencatat ada 73% yang setuju dengan wacana tersebut.

Pertanyaannya, mengapa PKS berani tampil beda dan menunjukkan keberpihakannya pada rakyat, ketika hampir semua partai dan kandidat pemimpin negeri ini terjebak pada isu yang tidak substantif?

Erwyn Kurniawan
Pemimpin Redaksi Ngelmu

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Cerdassss, belakangan ini janji kampanye tersebut sudah diperjuangkan oleh Aleg PKS di Senayan, berikut linknya https://pkspalingtop.blogspot.com/2020/01/nasib-janji-kampanye-pks.html

    BalasHapus