Rendah hati, ramah, dan dekat, itulah kesan yang tertanam dibenak saya ketika pertama kali bertemu dengan salah satu tokoh politik nasional ini. Saya berjumpa dengannya pada September tahun lalu di sebuah acara PKS di Yogyakarta. Dengan mudah, Sang Presiden mau ber-selfie dengan kader kroco (kecil) seperti saya (cekrek, jadilah foto ilustrasi tulisan ini).
Membangun jembatan
yang menghubungkan Islands of integrity, itulah gagasan yang pernah
dilontarkan Presiden PKS periode 2015-2020, Mohamad Sohibul Iman.l (MSI).
Gagasan
sederhana namun begitu berat untuk dilaksanakan, karena untuk menjadi
jembatan resource integritas, kita harus memiliki integritas itu
sendiri.
Tidaklah
mungkin menjadi pemimpin berintegritas jika masih membangun kaki kaki
destruksifikasi bangsa, sebuah sikap hipokrit yang seolah olah bernarasi
dan bekerja untuk bangsa namun sejatinya ia merusak tatanan peradaban
negara.
MSI telah memberikan teladan kepada kita semua sebelum ia
memberikan gagasan “Jembatan Island of Integrity”. Terbukti tak ada
kasus hukum satupun yang menjerat beliau, meski hanya menjadi saksi di
KPK.
Terbukti mantan
Wakil Ketua DPR ini memiliki kesederhanaan yang jarang dimiliki para
pemimpin di era materialisme yang sedang mendera. Tak pernah ada satupun
cerita atau bukti bahwa MSI berpamer ria terhadap harta kekayaannya.
Ketegasan adalah hal lain yang saya kagumi dari MSI. Ketegasan dalam berorganisasi agar partai tidak oleng dan stabil, merupakan nilai yang berat untuk dijalankan.
MSI untuk Pemimpin Teknokrat yang
Cerdas
Lulus
kuliah program doktoral keteknikan di Jepang bukanlah sesuatu yang
mudah dan ringan, butuh kerja keras dan kecerdasan di atas rata-rata
untuk melampauinya. Inilah yang membuktikan intelektualitas MSI, tak
perlu diragukan lagi, track record pendidikannya jelas terang
benderang.
Tentu kita
tidak ingin memiliki pemimpin yang katanya berpendidikan di suatu
institusi tapi kita tidak pernah tahu kebenaran dan asal usulnya, karena
itu jauh dari nilai integritas.
Depok, 6 Februari 2018
Praktisi Digital Marketing
Aji Teguh P, ST
0 Komentar