Zico Alviandri
Sebagaimana
topografi bumi yang tak rata namun menjadikannya indah, seperti itulah
kehidupan umat manusia. Ada yang diberi kelebihan, dan ada yang kekurangan. Dari
ketidaksetaraan itu menghadirkan keindahan: rasa berbagi dan saling membantu.
Betapa
banyak insan yang tak kenal Tuhannya lantas menganggap Sang Pencipta tak adil
begitu melihat keanekaragaman nasib manusia. "Mengapa banyak yang
menderita, sedangkan masih ada yang rakus kuasa dan harta. Di mana keadilan
Tuhan?" pikirnya.
"Apakah
mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian
mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan."
Itu
penjelasan Allah swt dalam Al-Qur’an surat Az-Zukhruf ayat 32. Agar yang lemah
bisa mendapat manfaat dari yang kuat, agar yang lebih bisa memberi kepada yang
kurang. Allah jadikan nasib manusia yang tak sama sebagai ajang bagi insan
untuk menjadi yang terbaik. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat
bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani).
Itu lah
tujuan Allah swt menciptakan kehidupan. "Yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS Al-Mulk: 2)
Selagi hidup
di dunia, mau kah kita menjadi manusia dengan amal terbaik? Di zaman ini, tak
susah mencari manusia yang perlu kita beri manfaat. Terbentang jalan di depan,
pada jerit ratap suku Rohingya di Myanmar. Sedangkan bila kita abai atas
jeritan itu, apakah kita menyangka masalah ini tak akan Allah singgung saat
mempertanggungjawabkan amal di hadapan-Nya?
Pada mereka
yang tertindas, kita punya amanah. Bila hati masih merasa terusik, itu adalah
anugerah. Panggilan untuk menghias hidup dengan keindahan ta'awun (saling
menolong).
Bila tak ada
power untuk cegah junta militer berlaku sewenang-wenang, maka berjihad hadap
diri dari sifat bakhil!
0 Komentar