Pada hari ini, 22 Desember 2019, hari yang bertepatan dengan peringatan Hari Ibu Naasional, izinkan saya untuk mengajak kita semua untuk merenungkan peran para Ibu.
Peran ibu sebagai pendidik pertama anak bangsa sangat penting. Jauh sebelum adanya institusi pendidikan seperti PAUD, para ibu sudah memulai pendidikan anak-anak mereka. Menyanyikan lagu-lagu kanak-kanak klasik yang sarat dengan pesan-pesan kebajikan dan membacakan cerita atau dongeng sebelum tidur. Kebiasaan sederhana yang sejatinya menyemai benih-benih pendidikan moral dan literasi yang kelak di kemudian hari akan sangat bernilai sebagai bekalan softskill dan sikap manusia unggul.
Dalam ajaran Islam, prinsip “ibda bi nafsik” atau memulai dari diri sendiri adalah konsep keteladanan yang penting dalam kehidupan seorang muslim, khususnya seorang ibu atau orang tua. Menampilkan diri sebagai teladan bukan perkara mudah, namun manfaatnya sangat berharga. Kesesuaian antara kata dan perbuatan adalah bentuk paling transparan dalam pembuktian komitmen dan integritas. Jadi, melalui keteladanan seorang ibu, anak tidak hanya belajar dan meniru sisi kelembutan, kesabaran dan perilaku kesantunan semata. Tetapi juga mewarisi sikap-sikap luhur yang teguh dalam menghadapi arus kehidupan yang kadang kala tidak selalu sesuai.
Di sisi yang lain, peran ibu tidak terlepas menjadi bagian dari kiprah perempuan dalam ranah sosial yang lebih luas. Hari Ibu terlahir dari Kongres Perempuan Indonesia 22-25 Desember 1928. Kontribusi perempuan dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sangat penting. Ibu dan perempuan Indonesia bahu membahu dengan kaum laki-laki berkontribusi dalam perekonomian Indonesia. Beragam profesi dan posisi yang ada di sektor ekonomi juga tidak luput dari sentuhan para Ibu, mereka aktif berwirausaha dan menjabat posisi-posisi penting di bidang usaha dan pemerintahan.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Nita Yudi mengatakan, pada 2015 jumlah pengusaha perempuan sebanyak 60 persen dari 49,9 juta pengusaha di Indonesia. Tiap tahunnya tumbuh 20 persen. Pertumbuhan yang antara lain disebabkan kondisi perekonomian yang menuntut perempuan untuk membantu perekonomian keluarga. Demikian juga di bidang politik, tidak kurang dari 97 orang atau 17,32 persen perempuan menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia perempuan periode 2014-2019. Peran para anggota dewan perempuan dirasa penting untuk memperjuangkan peningkatan harkat dan martabat perempuan di ranah sosial, politik, hukum, kenegaraan, dan kesejahteraan perempuan secara umum.
Masih banyak lagi bidang sosial kemasyarakatan dan kenegaraan yang selama ini juga sudah menjadi tempat berkiprah para Ibu. Masih banyak yang dapat dilakukan dan masih besarnya harapan agar para Ibu lebih banyak berperan. Harapan meningkatkan kesejahteraan para Ibu dan membahagiakan mereka juga perlu diwujudkan segera, agar mereka dapat berkontribusi lebih banyak untuk Indonesia dan bahkan untuk dunia. Sumbangsih kita sebagai anak dan elemen bangsa dalam mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan para Ibu dapat dimulai sejak hari ini dari diri kita masing-masing, hingga kemudian mendorong dan mengajak seluruh elemen bangsa yang lain.
Izinkan kami hari ini bersyukur dan merayakan Hari Ibu untuk Ibu terbaik yang Allah hadiahkan kepada kami.
Doa kami untuk kemuliaan para Ibu di hadapan Sang Maha Pencipta dan permohonan agar kami semua diberi kesempatan untuk membahagiakan Ibu.
Anis Byarwati
(Anggota DPR RI)
0 Komentar