Merasa dan Terus Merasa


Setiap manusia diberi bekal otak dan hati untuk bisa merasakan posisi dirinya. Merasa bisa positif, bisa pula negatif. Tergantung apa yang dirasakan oleh paduan hati dan otak manusia. 

Jika ia beraura negatif, kecerdasan yang melekat pada seseorang, ia rasa didapat karena usahanya yang keras dalam belajar. Atau setidaknya karena gen-nya orang cerdas. 

Jika ia diberi kelapangan rezeki, ia merasa harta yang ia dapat karena kegigihan dirinya dalam mencari rezeki. Jika ia pemimpin sukses, ia merasa keberhasilannya dalam memimpin adalah karena gagasan-gagasan dirinya yang cemerlang. 

Bahkan jika ada seseorang yang mendapat hidayah, ia merasa hal tersebut dikarena kan kedigdayaannya dalam beretorika saat memberi ceramah. Dalil yang banyak, makhrojul huruf yang mumpuni dan hafalan Qur'an dan hadits yang menumpuk. 

Tidak dipungkiri, rajin belajar, gigih dalam mencari rezeki, memiliki gagasan briliant dan cakap dalam retorika adalah hal yang harus dimiliki oleh seseorang. Namun sejatinya keberhasilan seseorang tidak mutlak ditentukan dengan kehebatan di atas. Namun karena faktor "tangan" Gusti Allah. 

Betapa banyak orang-orang yang memiliki bekal yang cukup namun ternyata masih juga gagal. Banyak orang yang cerdas, gigih, punya gagasan dan jago beretorika namun belum juga sukses. 

Betapa banyak orang yang secara logika dan kasat mata mampu mendapat rezeki, namun atas kehendak Allah rezeki tidak ia

dapatkan? Betapa banyak para pengusaha yang seharusnya pada hari tertentu mendapatkan bayaran, namun ternyata ditipu.

Betapa banyak pekerja yang seharusnya di akhir bulan mendapatkan gaji, namun ternyata pemilik perusahaan pergi tak bertanggung jawab? 

Hadirkanlah Allah. Merasalah semua karena kekuatan Allah. Tentu dengan tetap mengasah kecerdasan. Mengasah kegigihan. Mengasah gagasan dan terus mengasah retorika dan mengasah seluruh potensi kebaikan. 

Dan ternyata orang-orang yang bisa menghadirkan Allah adalah orang-orang yang memiliki kehebatan dalam berdekatan dengan Gusti Allah. 

Kita (wabil khusus saya) mungkin merasa tidak pantas. Namun saya (kita) harus patrikan dalam hati, bahwa Gusti Allah memberi kesempatan kepada siapa saja untuk berdekatan dengan-Nya. Dan semoga kita diberi kekuatan. 

Oleh Ibnusy Haq

#GoresanAbah
#PengingatDiri

Posting Komentar

0 Komentar