Di depan SPBU Takkalasi terjadi banjir berarus deras yang mencapai pusar orang dewasa. Banjir membuat laju lalu lintas sekitar daerah tersebut berhenti total. Sepanjang jalan trans Sulawesi nampak bagaikan danau yang berair keruh dan berarus deras.
Beberapa warung makan yang biasa ditempati para penumpang kendaraan Makassar-Barru termasuk juga toko kelontong ikut tutup, dikarenakan banjir yang melanda kawasan tersebut. Semuanya tutup, bahkan ada toko yang nampak pula ikut terendam banjir.
Pak Nasir, salah seorang warga Takkalasi yang juga relawan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), bersama warga yang lain berinisiatif untuk membuka dapur umum, demi melayani ratusan penumpang kendaraan yang telantar karena terhalang banjir.
Melalui pengeras suara masjid, Pak Nasir meminta kepada warga untuk memasak nasi dan lauk di rumah masing-masing lalu mengumpulkannya di dapur umum. Warga yang mendengar pun berbondong-bondong mengantarkan makanan dari rumahnya demi membantu penumpang yang telantar sejak pukul 09.30 pagi hingga sore hari.
“Bukan hanya mengantar nasi, bahkan di rumah warga yang dijadikan dapur umum pun, warga dengan suka rela memasak untuk orang-orang yang telantar di jalanan karena terhalang banjir,” ungkap Pak Nasir melalui pesan Whatsapp saat dihubungi tim Relawan Literasi.
Ini yang pertama kalinya Wilayah Barru terendam banjir. Beberapa warga menganggap banjir ini terjadi karena pembangunan rel kereta api Barru-Parepare yang tidak dilengkapi dengan gorong-gorong yang cukup. Hal tersebut mengakibatkan air yang tak punya saluran ataupun tempat resapan ini, akhirnya tertahan dan berkumpul di sisi jalan raya. Kabar baiknya, air perlahan mulai surut seiring dengan lalu lintas yang mulai bergerak setelah kumandang azan maghrib.
Ambo’ Mahfudz
Relawan Literasi Sulawesi Selatan
0 Komentar