Baru Tiga Kali Mencoblosmu



Ibnusy Haq - Kader Akar Ketela PKS

Saya bukan orang lama. Tentu perjuangan saya masih sebutir debu yang disumbangkan untukmu. Karena saya baru tiga kali mencoblosmu di bilik suara.

Bukan. Bukan karena umur ini masih muda. Namun 1999 saya memilih berlabuh dengan kapal politik lain sebelum mengenal jauh tentang dirimu.

Awalnya seorang penjual gorengan terus mengajak saya untuk ikut menghadiri kampanyemu. Berkali-kali saya menolak. Namun Pak Sadik, penjual gorengan yang ngrokoknya nggetel (pecandu rokok) itu tidak hilang asa mengajak saya.

Akhirnya saya ikut juga. Kala itu kampanye 2004. Tapi sebelumnya (sejak tahun 2000) beberapa kawan-kawan kampus pun merayu saya untuk bergabung denganmu. Tapi saya acuhkan. Saya putuskan "gantung politik" di usia yang masih sangat belia.

"Resign" politik bukan karena saya tak tahu dinamika. Justru karena sedari kecil sudah terbiasa membaca majalah-majalah politik. Ada Tempo, Gatra, Ummat dll. Tentu termasuk surat kabar yang terbesar oplahnya pun saya kunyah.

Pak Sadik mengajak saya ke ruko di area Panbil Mall, Batam. Ternyata di sana kantormu berada saat itu. Ramai orang memakai berbagai atributmu. Ada baju, topi, rompi dan lainnya. Saya tetap di luar. Pak Sadik masuk. Tiba-tiba ia keluar dengan membawa satu topi dan satu kaos tipis seharga Rp 5 ribu.

" Dinggo Kir, kita melu kampanye ," ujarnya dengan bahasa Indramayu.

Melihat kegigihannya, sikap anti parpol saya mulai luntur.

Berawal dari itu saya pun diajak untuk "road show" meeting demi meeting. Karena tak ada kendaraan, tiap kali rapat, saya senantiasa diantar jemput. Kadang langsung yang menjemput saya adalah Om Sofyan Ashadi, pimpinan tertinggimu di Kecamatan Lubuk Baja saat itu.

Dan kini hampir 15 tahun saya bersamamu. Suka dan duka pasti ada. Masa terberat adalah menjelang Pemilu 2014, di mana Presidenmu yang sampai sekarang belum ngeh apa kesalahannya tiba-tiba dibawa oleh KPK. Dipenjara dan diberangus hak politiknya.

Namun saya memahami, ujian dan tantangan adalah kembang hidup. Pun yang engkau alami sampai kini dan nanti. Belum lama saya dapat wejangan dari Presidenmu yang bertutur: "Setiap perjuangan pasti ada ujian dan tantangan". Benar juga, anak sekolah mau lulus pun harus berkali-kali ujian.

Sudah hampir 15 tahun saya bersamamu. Sekali lagi cuma debu-debu yang bisa saya sedekahkan untukmu. Saya lebih banyak mengkritikmu. Mengkritik pengurus-pengurusmu.

Meski saya merasa sok pandai, yang mengurusmu tetap membuka telinganya untuk mendengarkan kritikku yang masih miskin ilmu. 

Kini di hampir 15 tahun saya bersamamu. Insya Allah saya akan setia. Tak pantas bagi saya meninggalkanmu. Melalui dirimu (salah satunya), saya diberi kemudahan oleh Allah untuk meningkatkan apa yang perlu ditingkatkan. Insya Allah, dalam kondisi terlemah, saya akan setia mencoblosmu. Mengajak orang lain untuk memilihmu.

Insya Allah (tentu) saya ingin lebih dari itu sesuai kemampuanku.

Selamat PKS. Kini engkau telah menjelma dewasa. Hampir 20,5 tahun umurmu.

Posting Komentar

0 Komentar