Pengakuan Negara atas Marsinah: Bukan Akhir, Tapi Awal Perjuangan Kesejahteraan Buruh



oleh: Muhamad Rusdi

Sekretaris Bidang Ketenagakerjaan DPP PKS

Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Marsinah oleh Pemerintah Indonesia melalui Keppres Nomor 116/TK/Tahun 2025 pada Hari Pahlawan 10 November 2025 patut disambut baik. Ini bukan sekadar simbol, tapi pengakuan resmi negara bahwa perjuangan buruh—yang sering dipandang sebelah mata sebagai kelompok marginal—telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa. Marsinah, sang aktivis yang tewas dibunuh karena membela hak-hak pekerja, kini menjadi bukti bahwa suara kaum buruh bukanlah gangguan, melainkan bagian integral dari sejarah perlawanan rakyat.


Opini saya, langkah ini sekaligus menjadi tamparan bagi persepsi negatif yang selama ini melekat pada aktivis buruh dan serikat pekerja. Terlalu sering mereka dicap sebagai penghambat investasi atau pembuat onar, padahal tanpa perlawanan mereka, eksploitasi di sektor ketenagakerjaan akan semakin merajalela. Gelar ini harus menjadi momentum untuk membersihkan stigma itu dan mengembalikan martabat buruh sebagai pilar ekonomi nasional.


Namun, jangan salah: penghargaan ini akan sia-sia jika berhenti di sini. Pemerintah harus melanjutkannya dengan aksi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Selama satu dekade terakhir di era Jokowi, kualitas upah dan perlindungan kerja justru mengalami penurunan signifikan—data menunjukkan daya beli buruh tergerus inflasi dan kebijakan yang lebih condong kepada pengusaha. Ini bukan opini subjektif, tapi fakta yang terlihat dari stagnasi upah minimum dan maraknya PHK massal tanpa jaring pengaman memadai.


Reformasi jaminan sosial menjadi kunci. Mulailah dengan kesehatan gratis untuk seluruh rakyat, bukan program setengah hati yang masih membebani buruh dengan iuran tinggi. Selain itu, wajibkan program cadangan pesangon nasional agar pekerja yang kena PHK tidak terkatung-katung dalam kemiskinan. Tanpa langkah ini, gelar pahlawan bagi Marsinah hanyalah retorika kosong—bukan penghormatan sejati atas pengorbanannya.


Pada akhirnya, Marsinah mengajarkan kita bahwa keadilan bagi buruh bukanlah pemberian, melainkan hak yang harus diperjuangkan. Pemerintah dan kita semua harus bertindak sekarang, atau sejarah akan mengulang tragedi yang sama.

Posting Komentar

0 Komentar