oleh: Saadiah Uluputty
Anggota DPR RI Dapil Maluku
Peringatan Hari Kartini tanggal 21 April ini, menekankan pentingnya semangat emansipasi yang diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini dan Martha Christina Tiahahu. Kedua tokoh ini tidak hanya memberikan inspirasi bagi perempuan Indonesia, tetapi juga khususnya untuk perempuan Maluku dalam upaya mencapai kemajuan yang berkelanjutan di daerah dan negeri ini.
Raden Ajeng Kartini, melalui surat-suratnya, mengajarkan tentang pentingnya pendidikan dan pembebasan dari belenggu tradisi yang mengekang perempuan. Ia bukan hanya seorang pelopor emansipasi, tetapi juga simbol kekuatan mental perempuan yang berani melawan ketidakadilan. Kartini percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih martabat, dan keinginannya untuk memajukan perempuan masih bergema kuat di seluruh Indonesia hingga saat ini.
Di sisi lain, Martha Christina Tiahahu, yang dikenal sebagai Srikandi dari Maluku, memberikan contoh konkret tentang keberanian dan aksi. Di tengah perjuangan melawan penjajahan Belanda pada abad ke-19, Martha tidak hanya menjadi ikon perlawanan, tetapi juga simbol dedikasi perempuan Maluku terhadap tanah air. Ia terlibat aktif di medan juang, berjuang di samping pahlawan seperti Kapitan Pattimura. Berkat keberaniannya, Martha dikenang sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia yang menunjukkan bahwa perempuan dapat berdiri sejajar dengan laki-laki dalam pertempuran untuk kemerdekaan.
R.A. Kartini mewariskan semangat untuk meraih ilmu dan membangun martabat. Beliau bukan hanya pelopor emansipasi, tetapi juga simbol perempuan yang berpikir maju dan menolak keterkungkungan budaya yang menindas. Meskipun Kartini dan Martha berasal dari latar belakang dan waktu yang berbeda, keduanya memiliki visi yang sama yaitu mengangkat derajat perempuan, dan membuktikan bahwa perempuan adalah kekuatan bangsa.
Dalam hal relevansi di zaman modern, perempuan Maluku harus mengambil peran aktif di berbagai sektor seperti pendidikan, ekonomi, politik, dan sosial. Kita harus maju tanpa melupakan akar budaya dan keimanan kita. Statistik menunjukkan bahwa perempuan di Maluku berkontribusi signifikan dalam sektor informal, namun masih banyak yang belum mendapatkan akses penuh terhadap pendidikan dan peluang ekonomi. Kita bisa sebut Mama Papalele.
Dalam semangat kedaerahan, perempuan Maluku memiliki peran sentral dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal, seperti tradisi, seni, serta bahasa daerah. Perempuan sering menjadi penjaga nilai-nilai budaya tersebut, memastikan bahwa generasi muda memahami dan menghargai warisan nenek moyang. Ini adalah bagian penting dari perjuangan melawan globalisasi yang cenderung mengikis identitas lokal. Melalui seni dan kerajinan tangan, perempuan Maluku tidak hanya berperan dalam ekonomi lokal tetapi juga dalam merangkul identitas daerah mereka.
Lebih jauh, masyarakat Maluku dikenal dengan semangat gotong royong dan saling membantu. Perempuan dalam komunitas seringkali menjadi penggerak utama dalam kegiatan sosial, seperti penyuluhan, pengembangan kerajinan lokal, dan pembinaan keluarga. Dalam konteks ini, semangat kolaborasi yang ditunjukkan oleh perempuan Maluku menciptakan jaringan solidaritas yang kuat, yang memperkuat kemampuan mereka untuk melawan tantangan dan memajukan komunitas secara kolektif.
Kondisi geografinya, yang terdiri dari pulau-pulau, juga menuntut perempuan untuk beradaptasi dan inovatif dalam berkontribusi terhadap perekonomian lokal. Misalnya, dalam memasak atau memproduksi hasil laut, mereka mengolah produk-produk lokal dengan cara yang kreatif dan berkelanjutan. Kontribusi mereka tidak hanya terbatas pada produksi makanan tetapi juga pengembangan produk lokal yang dapat dipasarkan secara luas. Melalui usaha ini, perempuan Maluku dapat menunjukkan identitas mereka sambil meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Di tengah tantangan yang ada, semangat kedaerahan yang kuat juga dapat mendorong perempuan untuk mengambil posisi dengan lebih percaya diri di bidang politik. Dengan memahami pentingnya suara perempuan dalam pengambilan keputusan, mereka dapat berperan aktif dalam menentukan kebijakan yang berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi di daerah mereka. Melalui peningkatan partisipasi di tingkat pemerintah dan komunitas, perempuan Maluku dapat mewujudkan visi mereka untuk Maluku yang lebih baik dan berdaya saing.
Seperti Kartini yang menyalakan lilin di tengah kegelapan, dan Martha Christina yang tak gentar menantang badai laut, mari kita kobarkan semangat juang perempuan Indonesia. Mari kita wujudkan Maluku Berjaya, Perempuan Berkarya! Dengan menghidupkan kembali semangat kedua tokoh legendaris ini, kita diingatkan bahwa perjuangan untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan adalah tanggung jawab kita bersama. Selamat Hari Kartini!
0 Komentar