Oleh: Cahyadi Takariawan
DPC PKS Godean, Sleman DIY akan menggelar Sekolah Menulis yang diikuti 100 peserta pada 16 Februari 2025. Targetnya, lahir 8 buku yang akan dilaunching saat milad ke-23 PKS, 20 April mendatang.
***
Ada sebuah penjelasan yang sangat menarik dari Abdullah Muhammad Al-Maqdisi dalam kitab Ahsan At-Taqasim fi Ma’rifat Al-Aqalim, yang bisa digunakan untuk memahami mengapa para ulama terdahulu sangat rajin menulis. Menurut Al-Maqdisi,
ما زالت العلماء ترغب في تصنيف الكتب لئلّا تدرس آثارهم، ولا تنقطع أخبارهم
“Para ulama’ senantiasa senang untuk mencurahkan waktunya untuk mengarang buku dengan tujuan agar karya-karyanya selalu dikaji, dipelajari serta kisah-kisah mereka tak hilang”.
Al-Maqdisi menyatakan, para ulama ingin melestarikan ilmu melalui tulisan. Mereka juga ingin mewariskan kisah-kisah kehidupan yang sangat kaya akan hikmah. Agar tidak hilang dalam belantara sejarah.
Ketika ilmu tidak dituliskan, ia bisa hilang. Cara agar ilmu tetap menjadi ilmu adalah dengan jalan dituliskan. Mu’awiyyah bin Qurrah Abu Iyas berkata, “Dahulu dikatakan: ‘Barangsiapa yang tidak menuliskan ilmunya, maka ilmunya itu tidak akan kembali menjadi ilmu” (dinukil Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah).
Kita bersyukur bahwa generasi terdahulu menuliskan segala sesuatu. Bukan hanya ilmu, namun juga hikmah kehidupan yang didapatkan dari para salafuna ash-shalih. Salah satunya bisa kita simak dari penuturan Shalih bin Kaisan tentang Imam Az-Zuhri.
Shalih bin Kaisan menceritakan bahwa dirinya pernah berkegiatan bersama Az-Zuhri, untuk mengumpulkan ilmu. Az-Zuhri berkata, “Kita akan menulis apa yang datang dari Nabi saw, dan kita juga akan menulis apa-apa yang datang dari para sahabat Nabi”.
Shalih bin Kaisan menjawab, “Ia (yang dari sahabat Nabi saw) bukan merupakan sunnah, maka kita jangan menulisnya”. Az-Zuhri tetap menulisnya, sedangkan Shalih bin Kaisan tidak. Shalih bin Kaisan menuturkan, “Az-Zuhri berhasil menjaga sunnah para shahabat, sedangkan aku kehilangan sunnah para shahabat” (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dan Abu Zur’ah).
Demikianlah kebaikan bisa terjaga dan tersebarkan ke seluruh dunia melalui tulisan. Keberadaan para ulama terdahulu dan renik kehidupan mereka terkabarkan dari generasi ke generasi, melalui tulisan. Terlebih di era digital saat ini, penyebaran informasi sangat cdepat dan luas dibantu oleh teknologi. Maka tulisan akan menjadi sarana efektif untuk mengabarkan semangat kebaikan kepada semesta.
Menulis Terbukti Menyehatkan dan Membahagiakan
Hasil studi dari Karen Baikie, seorang clinical psychologist dari University of New South Wales dan hasil studi peneliti dari Universitas Texas, James Pennebaker, menunjukkan bahwa menulis adalah bagian dari terapi kejiwaan. Menurut Karen Baikie, menuliskan peristiwa-peristiwa traumatik, penuh tekanan serta peristiwa yang penuh emosi bisa memperbaiki kesehatan fisik dan mental.
Menurut Baikie, dalam jangka panjang, terapi menulis bisa mengurangi kadar stres, meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, mengurangi tekanan darah, memperbaiki fungsi paru-paru, fungsi lever, mempersingkat waktu perawatan di rumah sakit, meningkatkan mood, membuat penulis merasa jauh lebih baik, serta mengurangi gejala-gejala trauma.
Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa menulis (ekspresif) mampu mengurangi kunjungan ke dokter (Pennebaker & Beall, 1986; Pennebaker, dkk., 1990), mengurangi self-report dari gejala-gejala penyakit (Pennebaker & Beall, 1986; Greenberg & Stone, 1992).
Menulis Menurunkan Mood Negatif
Menulis juga mampu menurunkan tingkat mood negatif dan gejala stres pasca-trauma (Donnelly & Murray, 1991; Lepore, 1997; Lange, dkk., 2000), peningkatan fungsi kekebalan tubuh (Pennebaker, dkk., 1988; Petrie, dkk., 1995), dan peningkatan peran dan fungsi fisik (Spera, dkk., 1994; Cameron & Nicholls, 1998; Smyth, dkk., 1999).
Menulis ekspresif juga mampu mengurangi efek negatif mental dan fisik dari peristiwa kehidupan yang penuh tekanan (Smyth, 1998 dalam Lepore & Greenberg, 2002), serta memperbaiki kondisi individu yang sedang mengalami masalah cinta (Lepore & Greenberg 2002).
Pentingnya Belajar Menulis
Menulis telah dicontohkan oleh para ulama terdahulu sebagai bagian dari tradisi keilmuan yang sangat terjaga. Ilmu pengetahuan modern juga telah mengonfirmasi berbagai manfaat kesehatan dari menulis.
Pada sisi lain, menulis artinya mengabadikan ilmu, hikmah dan pelajaran kehidupan. Menulis juga menjadi sarana mengabarkan kepada dunia tentang keberadaan kita. Siapapun yang banyak menulis, keberadaannya akan dikenal dan dikenang sepanjang masa.
Sebagai partai politik yang peduli dengan pembinaan dan pelayanan, PKS hanya akan diketahui kiprahnya oleh segelintir orang, apabila kebaikannya tidak disebarluaskan melalui tulisan. PKS yang sudah sangat banyak melakukan pembelaan terhadap masyarakat, baik melalui jalur kebijakan maupun langsung di tengah kehidupan, tak akan diketahui jati dirinya apabila tidak dituliskan.
Untuk itu sebagai aktivis kebaikan, semua kader PKS harus rajin menulis berbagai inspirasi dan motivasi kebaikan. Bisa disebarkan melalui media sosial, blog, maupun media cetak dan media digital yang jenisnya sangat banyak. Semua kader bisa menjadi corong untuk mengabarkan kebaikan PKS melalui tulisan yang dipublikasikan luas.
Target Lahir 8 Buku Saat Milad ke-23 PKS
DPC PKS Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman DIY, menggelar Sekolah Menulis untuk para pengurus, anggota dan simpatisan. Sekolah Menulis dilaksanakan pada hari Ahad 16 Februari 2025, di Rumah Makan Iwak Kalen, Godean. Sebanyak 100 peserta telah mendaftar untukmengikuti acara ini.
Ketua DPC PKS Godean, Windarto menjelaskan, Sekolah Menulis digagas oleh pengurus DPC untuk menyemarakkan Milad ke-23 PKS pada 20 April 2025 yang akan datang. Targetnya, melalui Sekolah Menulis ini, akan lahir 8 buku yang akan dilaunching pada 20 April 2025.
“Target kami, ada delapan buku yang dilahirkan dari Sekolah Menulis ini, yang akan kami persembahkan untuk PKS saat milad ke 23," ujar Windarto.
Dirinya sangat optimis, pengurus, kader dan simpatisan PKS Kapanewon Godean akan mampu mencapai target tersebut. “Melihat antusias peserta Sekolah Menulis, saya yakin target 8 buku itu akan bisa terwujud," sambung Windarto.
Sekolah Menulis akan dibimbing oleh mentor menulis, Cahyadi Takariawan dan tim dari Positive Writing Institute. Diharapkan, melalui Sekolah Menulis ini lahir banyak penulis baru yang akan mengabarkan jatidiri dan kiprah kebaikan PKS kepada khalayak luas.
Foto: Julianto Petir
0 Komentar