Membaca Perpilkadaan



Tiga bulan lalu, saat pasangan Prabowo-Gibran sudah dipastikan memenangkan kontestasi pilpres, saya menyimak podcast tokoh pendiri PSI Jeffrie Geovanie di Akbar Faizal Unsencored dan beberapa podcast lainnya. Ia melemparkan ide Barisan Nasional. Koalisi Indonesia Maju (KIM) dipermanenkan untuk jangka panjang kemudian Joko Widodo yang akan menjadi pemimpinnya. Jadi nantinya Prabowo Subianto jadi presiden dan Joko Widodo pimpinan koalisi. 


Ide lainnya adalah Barisan Nasional ini juga akan permanen sampai ke daerah-daerah. Proyek percobaan pertamanya adalah Pilkada 2024. Hanya akan ada satu pasangan calon dari Barisan Nasional. Jadi yang akan terjadi di Pilkada adalah calon Barisan Nasional VS Oposisi. 


Ide berikutnya adalah akan mengajak PKB dan NasDem masuk ke Barisan Nasional. PDIP juga dipersilakan jika ingin masuk. Hanya PKS yang akan dikucilkan di luar koalisi.


Waktu mendengarkan podcast itu, timbul banyak pertanyaan di kepala.


Pertanyaan pertama, apakah tidak akan terjadi matahari kembar nantinya jika Jokowi posisinya "lebih kuat" dari presiden terpilih Prabowo Subianto?


Pertanyaan kedua, apakah para ketua partai di KIM ikhlas rela jika kadernya tidak maju di Pilkada sementara kesempatan itu terbuka lebar?


Pernyataan ketiga, apakah hal ini akan benar-benar terjadi? 


Berkaca dari sejarah, politik di Indonesia itu sangat cair dan dinamis.  Koalisi di pusat dan daerah bisa berbeda. Tergantung dengan kedekatan di masing-masing daerah.


Orang banyak yang lupa atau belum tahu. PKS pernah mendukung Jokowi sebagai Wali Kota Solo. Lalu kemudian Jokowi ke Jakarta tahun 2012 didukung penuh Megawati dan Prabowo. 2014 dan 2019 Jokowi berhadapan dengan Prabowo. Di dua kali Pilpres itu Prabowo sangat dekat dengan PKS. Setelah 2019, Prabowo memilih berdamai dengan Jokowi dan akhirnya memenangkan Pilpres 2024.


Anies Baswedan juga demikian, ia pernah menjadi kandidat capres dalam Konvensi Partai Demokrat. Lalu turun jadi timses Jokowi di 2014, jadi menterinya Jokowi juga pernah. Terus tiba-tiba muncul sebagian calon gubernur DKI Jakarta yang didukung penuh PKS dan Gerindra di 2018. Jadi lawan bagi Prabowo di 2024 dan tidak menutup kemungkinan juga nantinya Anies akan bersama Prabowo lagi.


Muhaimin Iskandar jangan ditanyakan lagi, bagaimana eksistensinya sejak mengambil alih kepemimpinan PKB dari Gusdur hingga saat ini.


#


Melihat perkembangan yang ada di awal Juli 2024 ini, maka sudah bisa dipastikan ide Jeffrie Geovanie tidak akan terlaksana. Koalisi di masing-masing daerah akan berbeda. Hal ini baik untuk Indonesia. Minimalisir pembelahan tajam. 


Politik di Indonesia akan tetap seperti ini. Ya kadang beda pendapat, beda kubu, beda kepentingan tapi silaturahim tetap jalan. Yang dulu berhadapan, sekarang satu kubu, besok mungkin berhadapan lagi. Inilah Indonesia Value. 


Maka setelah memperhatikan fakta-fakta ini, saya lebih terbuka lagi dalam melihat politik di Indonesia. Jangan kagetan juga membaca headline berita. 


Kata mantan gubernur NTB yang akan kembali ikut Pilgub, Zulkieflimansyah, di politik itu selalu ada peluang titik temu. Jadikan politik itu sebagai wadah memperluas jaringan pertemanan. Bukan sebaliknya 😊


Bekasi, 8 Juli 2024

Enjang Anwar Sanusi

Posting Komentar

0 Komentar