Nama Harun Al Rasyid
disebut dalam acara Debat Pilpres perdana, Selasa (12/12/2023) malam, oleh
calon presiden yang diusung PKS Anies Baswedan.
Harun Al Rasyid yang disebut Anies Baswedan tercatat
sebagai salah satu korban tewas akibat rangkaian kerusuhan 22 Mei 2019. Saat
itu Harun masih berusia 15 tahun. Saat itu terjadi bentrok antara massa dan
aparat gabungan Brimob Polri dan TNI. Bentrok tersebut terjadi dalam rangkaian
aksi demonstrasi menolak hasil Pilpres 2019 di depan Kantor Bawaslu Jakarta
Pusat. Dari lokasi itu, bentrokan merembet ke kawasan Tanah Abang dan juga
Slipi, Jakarta Barat. Harun al Rasyid menjadi korban dan sampai saat ini
ayahnya masih mencari keadilan. Semoga keadilan itu segera terwujud ketika
Anies Baswedan dan PKS berhasil memenangkan kontestasi ini.
Ada nama yang persis
sama di PKS. Harun Al Rasyid yang ini adalah
salah satu tokoh karismatik sekaligus tokoh panutan masyarakat di Kalimantan
Timur, khususnya di Kota Bontang. Selain dikenal sebagai pemuka agama, beliau
juga tercatat sebagai anggota DPRD Kaltim periode 2019-2024 dari fraksi PKS.
Beliau dilahirkan di Gowa pada tanggal 21 November 1962. Ayahnya bernama
Hasanuddin Sabba sedang ibunya bernama Janiba Daeng Bau'. Beliau merupakan anak
kedua dari tujuh bersaudara.
Sejak kecil, orang tua beliau telah menerapkan
pola pengasuhan yang sarat akan nilai-nilai agama, berkarakter, serta
kedisiplinan. Hal ini pulalah yang menjadi dasar utama mengapa beliau beserta
semua saudaranya dimasukkan ke pesantren. Beliau memulai pendidikan formalnya
di sebuah sekolah Dasar (SD) Bontomaero (1969-1974) lalu melanjutkan pendidikan
SMP-SMA di Pesantren IMMIM (1975-1981) yang kemudian melanjutkan ke perguruan
tinggi Universitas Indonesia, Fakultas Hukum (1983-1992). Tidak hanya sampai di
situ, beliau juga pernah mengikuti pendidikan Nonformal, antara lain;
pertukaran Pelajar American Field (1981-1982), Penataan P4 (1983), serta Kursus
Perbankan Syari'ah (1990).
Pada tahun 1993, tepatnya pada tanggal 21
Februari, Harun Al Rasyid mengakhiri masa lajang dengan menikahi seorang gadis
bernama Ir. Ria Dewi Kartini. Dari pernikahan tersebut, beliau di karuniai 7
orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan. 4 orang diantaranya hafidz Qur'an.
Karir politik beliau dimulai pada tahun 1998
melalui Partai Keadilan di mana saat itu beliau ditunjuk sebagai ketua Bidang
Politik dan Hukum DPD PK di Jakarta Timur periode (1998-2001), dengan komitmen
mewujudkan nilai keadilan, kesejahteraan, dan persatuan. Sebelum akhirnya,
memutuskan untuk hijrah ke Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Di kota Bontang beliau bekerja di sebuah Yayasan
Kesejahteraan Hari Tua PT. Pupuk Kalimantan Timur (1998-2004). Sebelum hijrah
ke Bontang, beliau sempat bekerja di Bank Perkreditan Rakyat Syari'ah selama
tujuh tahun (1990-1997). Sedangkan karir politik beliau terus berlanjut,
hal ini ditandai dengan terpilihnya beliau menjadi ketua DPD PKS Bontang
periode 2001-2005, kemudian menjadi ketua DSD PKS periode 2005-2010, dilanjutkan
menjadi ketua MPD PKS Bontang periode 2010-2015, lalu menjabat sebagai ketua
DSW PKS Kaltim periode 2015-2018. Setelah itu terpilih menjadi ketua DPW PKS
Kaltim periode 2018-2020, kemudian terpilih sebagai ketua MPW PKS Kaltim
periode 2020-2025 serta terpilih sebaga anggota Majelis Syuro PKS mewakili
Kaltim periode 2020-2025.
Kecintaan beliau pada dunia pendidikan serta
kesejahteraan masyarakat, mendorong beliau bersama tokoh-tokoh PKS lainnya
merancang berdirinya sebuah lembaga pendidikan bernama Asy Syaamil (2001) yang
dimulai dari Sekolah Dasar (SD). Awalnya menggunakan ruang di masjid Al Furqon
BTN PKT. Namun seiring perkembangan dan kebutuhan kelas, lembaga pendidikan
tersebut menyewa dan pindah ke ruangan kosong milik PT Badak di Kanaan, sebelum
akhirnya pindah kembali ke gedung milik sendiri di Tanjung Laut. Hingga saat
ini tercatat ada sekitar 2000 lebih murid di lembaga pendidikan Asy-Syaamil,
mulai dari tingkat Playground sampai dengan tingkat SMA.
Pada tahun 2004 beliau mendaftar diri
sebagai bacaleg dari partai PKS dan berhasil terpilih menjadi anggota
legislatif periode 2004-2009. Kemudian pada pemilu 2019 beliau terpilih sebagai
anggota DPRD Kaltim dari Dapil Bontang, Kutai Timur, dan Berau. Pada pemilu
2019, beliau berhasil mengantongi 10.558 suara pemilih. Saat ini beliau
menjabat sebagai Anggota Badan Musyawarah, Anggota Badan Anggaran, Wakil Ketua
Badan Kehormatan, Anggota komisi 1, serta Ketua Fraksi PKS dengan masa jabatan
periode 2019-2024.
Di pemilu 2024 mendatang beliau kembali mencalon
diri sebagai bacaleg tingkat provinsi Kalimantan Timur. Dengan mengusung
program kerja berdasarkan tiga fungsi dan tugas anggota dewan, yaitu:
1. Tugas anggaran, di mana programnya memasukkan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat dalam penganggaran di bidang pendidikan,
kesehatan, kesejahteraan, dan infrastruktur.
2. Tugas pengawasan. Memastikan realisasi
anggaran tepat guna, efisien dan berkualitas.
3. Membuat peraturan daerah untuk menghadirkan
kepastian hukum, melindungi kepentingan umum dan keadilan sosial bagi seluruh
masyarakat.
Bontang, 2 November 2023
Endang New
0 Komentar