Dari Merintis "Pempek Bu Rini" Hingga Jadi Caleg PKS di Kota Palopo



Siang ini angin berhembus sepoi-poi,  seolah-olah meniup mata ini untuk terpejam, ngantuk itu yang kurasakan,  berat sangat padahal lagi sendiri nungguin outlet Pempek Bu Rini.

Wajar mata ini minta rehat,  karena terjaga dari jam 3 dini hari.

Beraktivitas tanpa henti hingga siang ini.

 

Pempek Bu Rini hadir di Kota Palopo sejak 2018. Kota Palopo sendiri terletak di antara dataran tinggi pegunungan dan dataran rendah lautan. Letaknya sungguh sangat strategis, hasil lautannya berlimpah begitu pula hasil kebunnya.

 

Berawal melihat hasil lautan Palopo yaitu ikan yang segar-segar, maka timbulah ide untuk membuat makanan khas Indonesia berbahan baku ikan.

Muncullah usaha Pempek Bu Rini.

 

Untuk bisa membuat pempek seenak seperti aslinya di Palembang, saya mendatangkan orang Palembang asli untuk mengajari saya membuat pempek. Selama dua bulan kurang lebih mendampingi saya di Palopo hingga Alhamdulillah saya mahir membuat pempek seperti yang saya jual sekarang.

 

Usaha ini salah satu ikhtiar kami dalam menjemput rezeki.

Tugas kita memang berikhtiar. Ikhtiar menjemput rezeki,  ikhtiar dalam segala hal.

 

Seperti Sa'i nya bunda Siti Hajar, berlari-lari dari Safa ke Marwa bolak balik tanpa putus asa, akhirnya Zam Zam keluar diantara kaki Nabi Ismail as.

 

Dan janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah SWT. (Q.S. Az-Zumar:53)

 

Tugas kita memang hanya ikhtiar, hasil itu kita serahkan kepada Allah Azza Waa Jalla.

 

Karena sejatinya rezeki kita sudah tertakar. Hanya harus ada usaha kita untuk menjemputnya. Mindset ini yang saya tanamkan dalam-dalam. Termasuk sekarang, saat PKS mengamanahi maju sebagai Caleg DPRD Kota Palopo di Dapil 2 yang meliputi Kecamatan Wara Timur dan Wara Selatan. Saya diberikan Nomor Urut 4.

 

Bergerak dan terus bergerak.

Belajar dari alam.

Belajar dari mayapada semua ciptaan Allah bergerak. Dengan punya usaha, punya bisnis kita akan lebih bebas secara finansial.

 

Tidak usah usaha  langsung mau mulai dari besar.

Mulailah dari yang kecil dulu dan terus bertumbuh, punya impian kelak usaha kita menjadi besar dan bisa diwariskan ke anak cucu.

Jadilah pewaris bukan diwarisi.

 

Bila kita bebas finansial, enak untuk dakwah.

Karena dakwah itu butuh pula materi.

Butuh dana untuk pemenangannya.

 

Hidup adalah hitungan detik, menit, jam dan hari.

Sabarlah menghadapi hari-hari yang sulit karena kesulitan ada akhirnya.

Tidak ada kesabaran kecuali pada pribadi orang tersebut terdapat kemuliaan.

 

Yuk...

Kita usaha

Kita bisnis.

Seperti sabda Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam tercinta,  "Bahwa sembilan dari sepuluh rezeki ada dalam perdagangan atau bisnis". Jadi berdagang itu termasuk sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam.

 

~

 

Floryandarini

 

Penulis adalah Ketua Bidang Pembinaan Umat (BPU) DPD PKS Kota Palopo

Posting Komentar

0 Komentar