Oleh: R. Irwan Waji
Hari-hari belakangan ini begitu banyak hal yang menyedihkan. Ada banyak musibah, baik yang berkaitan dengan moralitas anak bangsa maupun yang bersumber dari alam. Khusus yang berkaitan dengan musibah alam ini, memang kita manusia tak kuasa mengendalikannya tetapi bukan berarti kita tidak bisa berperan sama sekali.
Alam ini ada Penguasanya tetapi manusia juga diberi space peran untuk terlibat. Bahkan alam ini sendiri sudah di-setting dengan hukum dan kaidahnya sendiri. Bahwa alam punya cara berkomunikasi dengan pengelolanya. Dengan bahasa dan idiomnya sendiri.
Karena itu alam tak selalu boleh kita jadikan sebagai tertuduh sebab boleh jadi ada tangan manusia yang ikut terlibat. Walau tidak nampak secara vulgar dan disaksikan oleh seluruh penduduk dunia tetapi alam itu punya komitmen dan konsistensi.
Alam tak pernah bisa mengatakan putih sementara yang dilakukan adalah hitam. Alam ini selalu polos dan bahkan alam yang tak berotak dan berakal ini menjadi salah satu pihak yang dianggap sebagai "guru" bagi mahkluk yang punya akal bernama manusia. Karena itu terkadang kita diajak untuk berguru dan belajar kepada alam.
Alam hari ini sedang gelisah dan kita tak perlu mencari siapa biangnya. Yang pasti alam ini setidaknya memiliki dua tindakan, entah itu dari pengarahan langsung dari Sang Penciptanya atau karena reaksi dan respon akibat perlakuan ketidakadilan dan ketidakproporsionalan yang diterimanya.
Dan yang pasti, bahwa ada saudara kita yang segera harus diperhatikan dan diringankan bebannya. Sebab mereka juga seperti kita, berhak hidup layak, aman, nyaman, damai, lahir batin. Hanya saja sedang lagi "naik arisan"nya dan berharap kita yang tidak terpilih ini sadar bahwa ada kewajiban kita untuk meringankan beban hidup mereka.
Musibah yang paling berbahaya hari ini yang melebihi musibah alam ini yaitu hilangnya kepekaan nurani manusia atas penderitaan orang lain. Padahal sejatinya ia memiliki kemampuan, kekuasaan, kewenangan, dan sejumlah sumberdaya yang bisa melepaskan segala bentuk kesengsaraan publik yang nota bene juga adalah saudara sebangsanya.
Wallahu alam bish shawab.
0 Komentar