"Ayahku Pahlawanku"



Oleh: Dwi Farianna

Reli PKS Kabupaten Tangerang 


Ayahku adalah pahlawanku


Ayahku adalah seorang yang berprinsip. Beliau selalu mendidik anak-anaknya juga harus punya prinsip.


Sejak kecil kami dididik untuk mandiri, jangan mudah menyerah, jangan  selalu meminta dan mendidik kami untuk selalu menabung.


Dalam pendidikan, beliau selalu memotivasi kami untuk semangat meraih yang terbaik semampu kami.


Beliau sangat mengapresiasi dan terus memotivasi ketika kami mendapatkan yang terbaik.


Beliau juga seorang yang mendidik kami untuk selalu menjadi anak yang berpengetahuan luas, kreatif dan bisa berpetualang.


Aku dan adik ketigaku pernah hijrah sejak kecil dititip ke rumah nenekku, dikarenakan ayahku sering dinas kerja hingga ke luar kota dan luar provinsi. Ibuku merasa terlalu repot membawa ke 4 anaknya, karena ibu merasa kelelahan jika sering berpindah-pindah.


Tapi ketika kami telah besar, kami hidup bersama kembali hingga jumlah saudaraku menjadi 6 bersaudara dengan bertambahnya 2 dari adikku.


Kehidupan kami terasa nyaman sekali. Walau kehidupan kami biasa saja, tidak terlalu mewah tapi cukup.


Untuk melengkapi kebahagiaan kehidupan kami, ayah selalu mengajak kami refreshing ke tempat-tempat indah berpetualang.


Teringat ketika kami masih usia SD, ayah mengajak kami berlibur ke pantai. Ayah mengenalkan kami tentang kehidupan pantai dan semua yang ada di pantai, dari mulai kerang, ikan, pasir, perahu, nelayan dan kehidupan pantai.


Itu menurutku merupakan pengetahuan yang sangat indah dari ayahku.


Setiap kali moment keramaian Pekan Raya Jakarta (PRJ), kami selalu diajak melihat acara tersebut. Walau kadang moment itu berulang, tak pernah kami merasa bosan dengan kebersamaan pergi kesana, karena di sana terdapat pelajaran yang sangat baik untuk menambah wawasan. 


Begitu juga jika ada moment kegiatan wisata keluarga tempat kerja ayahku. Kami selalu diajak untuk ikut berwisata.


Ayahku seorang yang bijak dalam bermusyawarah. Beliau sering kali mengumpulkan kami anak- anaknya untuk mengambil keputusan atau sekedar beramah tamah dalam keluarga.


Misalnya, ketika kami hendak melanjutkan pendidikan, beliau selalu mengarahkan kami berpendidikan tinggi yang mampu kami kerjakan. Ketika ada yang berbeda pendapat dengan beliau, beliau selalu mengembalikan pendapatnya kepada kami. Menurut kami itu adalah sesuatu yang bijak. Beliau tak pernah memaksakan kehendak kami dalam berpendapat. Selagi itu benar dan baik, beliau selalu mendukung kami.


Beliau juga sangat kental dengan pendidikan agama. 


Sejak kecil kami dididik untuk bangun pagi sebelum subuh, mengerjakan tahajud walau hanya 2 rakaat, tilawah Al-Qur'an dan dilanjutkan dengan sholat subuh berjamaah.


Kadang beliau sempatkan sholat  di rumah untuk  berjamaah bersama kami, kadang beliau ke masjid mengajak kami.


Momentum Ramadhan seperti itu ditambah sahur bersama yang tak pernah terlewatkan.


Ada momen indah lagi yang selalu kami ingat saat pembagian raport. 


Padahal beliau termasuk orang yang sangat sibuk di kantornya. Beliau adalah Kepala bagian di salah satu BUMN, tepatnya  beliau beketja di Badan Urusan Logistik (Bulog) Jakarta, tapi beliau masih menyempatkan ke sekolah kami untuk mengambil raport. Itu menurutku momen yang sangat indah. Aku bisa bangga memperkenalkan ayahku kepada guruku dan teman teman. Masyaa Allah.☺️😍🥰🤲


Beliau adalah ayahku, guruku hingga masa depanku dan akhir hidupku. Dari beliau aku banyak tahu tentang agama, pendidikan  dan arah persiapan kehidupan yang harus aku lalui.


Dengan beliau aku menjadi orang yang masih bisa menjalani semangat hidup untuk terus berkarya.


Beliau adalah inspirasi terhebat dalam kehidupanku.


Walau beliau telah tiada, tapi kebersamaan dan ilmu yang beliau tempa pada kami selalu kami ingat dan menjadi inspirasi kehidupan kami.


Allahumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu, waaghsilhu bilma-i wassalji walbaraodi


Allahuma aamiin🤲




Posting Komentar

0 Komentar