Saat Emak-Emak Ngeliput Kemah Bakti Nusantara

 




Oleh: Wahtini 


Sudah dari jaman awal kepengurusan daku minder. Gegara ketiban sampur jadi Kabid Humas. Tapi gimana, mau protes enggak berani. Mau demo enggak punya massa. Jangankan massa, nyari staf humas aja cuma dapat tiga. Itupun orang lama. Embak-emak semua. Mau nge-claim mantan kabid humas jadi staf kok kewanen. 😆


Jadi yaa.. mari kita jalani. Sak kuate, sak tekane. Kabid Humas DPD-DPD laen diisi Bapak-bapak Anggota Dewan, Sleman dong ngirim Emak-emak-emak dasteran! Ho-oh tenan.


Eh, kembali ke Kembara alias kemah bakti nusantara.

Pagi itu kami mruput berangkat dari rumah, berharap tidak keduluan peserta dan bisa menyiapkan ubo-rampe liputan sebelum acara. Bertiga: Abah, Emak, dan Anak TK tentu saja. 


Sambil sapa-sapa panitia yang dikenal, mulai mencari spot aman kira-kira nanti mau ambil gambar dari mana. Khawatir malah jadi artez di tengah barisan bapack-bapack.


Dan tentu saja sambil koordinasi via WA sama Kak Desqi, hum-mbak Sleman yang jadi ujung tombak liputan. Ya Allah, kasih jodoh orang hu-mas beneran biar besok-besok enggak mandeg bikin konten PKS.😆


"Yok, Des, apa dulu nih, kontennya?"

"Desqi ambil landscape buat yutub, Mbak."

"OK. Aku cari konten Reels, Tiktok."


Beberapa saat kemudian,

"Malu, Mbak, mau ngeshoot Bapak-bapak!"

"Iyo -i, enggak berani mendekat. Hihi."


Dah, ambil jarak aman aja. Jaga jarak. Penting suara sambutan tetap terdengar jelas, urusan gambar.. .semakin enggak jelas semakin bikin penasaran.



Alhamdulillah, hari pertama Kembara terlewati setengah hari.  Setengahnya lagi kita serahkan panitia. Dah dapat sambutan Ketua! Itu dulu aja diolah di-upload keburu basi.


Enggak usah bawa pulang 'bahan' banyak-banyak. Khawatir bingung milih malah jadi enggak dimasak. Akhirnya membusuk dan mengering di kulkas. Pengalaman Emak-emak belanja ini. 


Malemnya bertiga kami balik lagi. Bawa tenda, dong! Ikut kemah biar ikut ngerasain uademnya udara lereng Merapi.

Nyimak aja dah, persembahan regu di depan api unggun. Kapan terakhir kali muteri api unggun begini? Sepertinya sudah lama sekali.


Acara api unggun ditutup sekira jam 10. Emak Humas tak sempat menyimak rusuhnya para peserta gantian shift jaga malam. Yang jelas paginya, ikut ngakak kita mendengarkan cerita-cerita para peserta ditanyai panitia.


"Apa hikmah tugas jaga malam yang didapatkan?"

Mulai dari hikmah kadhemen, enggak dengar perintah, hingga kehilangan benda paling berharga: kompor. 


Sungguh, sakit punggung setelah tidur ditenda semalam jadi terslamur oleh lucunya stand up pagi itu.


Seharian ini hum-mak nugas tanpa hum-mbak. Tak apalah, ditemani hu-cil Wahida. Alhamdulillah, bisa ikut merasakan heroisme Kembara. 🥰

Posting Komentar

0 Komentar