![]() |
Oleh: Azwar Tahir
Reli PKS Luwu Timur
There are more adventures on chessboard than seas of the world.
Lebih banyak petualangan di atas papan catur ketimbang di dalam lautan sedunia. Sampai segitunya Pierre Mac Orlan, seorang novelis dan penulis lagu asal Perancis membandingkan “rasa” bermain catur dengan menyelam di lautan. Tapi ini sangat bisa dipahami. Begini, dari dulu sampai sekarang, sejak jaman Bobby Fischer sampai Magnus Carlsen, begitu banyak pola permainan yang lahir dari papan catur. Istilah di permainan pembukaan saja macam-macam. Ada Ruy Lopez opening lah, ada Siciian Defense lah, Caro-Kann Defense lah, Quenn’s Gambit dan seterusnya.
Hmm... di politik begitu juga. Ada beraneka pengalaman, beraneka rasa. Ada momen pahit saat caleg yang diusung gagal masuk dewan. Ada momen manis saat paslon yang didukung resmi menjabat. Ada momen menjengkelkan saat daerah binaan disiram lawan. Ada momen seru saat parade di jalan sambil memutar lagu perjuangan kencang-kencang. Tidak dimarahi warga karena memang jadwalnya kampanye. Mirip motto permen merk Nano - Nano, "Rame Rasanya!"
Play the opening like a book, the middle game like a magician, and the endgame like a machine.
Kalau kalimat di atas yang bilang namanya Rudolf Spielmann. Seorang Master catur asal Austria yang digelar “The Master of Attack”. Kalau diterjemahkan kira-kira bunyinya begini: mainkan pembukaan bak sebuah buku, permainan tengah seperti seorang pesulap, dan permainan akhir layaknya mesin. Buku, pesulap, mesin. Buku di sini maknanya dalam melangkahkan bidak, saat awal permainan, kita ikuti dulu hal-hal dasar. Ada yang namanya “control the center” atau kuasai lapangan tengah. Ada yang disebut “activate your pieces” atau aktifkan bidak - bidak. Pun ada istilah "King-Safety" atau perhatikan keamanan Raja. Teoritis seperti buku. Tapi penting dipahami karena menentukan jalannya pertandingan.
Hmm ... di politik juga begitu. Partai manapun, kalau size-nya masih kecil ya harus ekstra sabar. Cari orang buat lengkapi struktur kepengurusan, cari kantor atau sekretariat biar enak saat bikin surat, bikin atribut terus bagi-bagi ke orang-orang yang direkrut tadi supaya semangat jalan. Standar lah. Memang begitu aturan mainnya.
Bagian kedua, magician atau pesulap. Ini kalau sudah masuk permainan tengah. Biasanya sudah settled bidak - bidaknya. Pion-pion tersusun apik. Kuda sama Gajah sudah ambil posisi. Raja sudah diamankan lewat blokade, boleh ke kanan atau ke kiri. Pokoknya sudah rapi. Siap-siap atur pola serangan. Kalau ambil filosofi pesulap, saatnya bermain secara kreatif. Pesulap kan kreatif ya? Punya trik inilah itulah, bikin yang nonton terpukau pokoknya. Unpredictable! Tak terduga oleh kita yang tidak ngerti dunia persulapan.
Hmm ... dipikir-pikir, di politik begitu juga ya. Partai, kalau size-nya sudah menengah, taruhlah PKS, memang karakter kreatif perlu ditonjolkan. Persoalan mendasar relatif sudah kelar. Modal kemapanan organisasi dielaborasi sedemikian rupa lewat strategi simpatik nan impactful yang tak mesti high cost. Mungkin lewat rilis aplikasi E-Perpus ala DPP. Atau program kunjungan diplomasi ke partai penguasa plus bawa Sasando seperti yang dipraktikkan PIP PKS Korsel. Bisa juga turun lapangan tawari nasi bungkus warga yang belum sarapan seperti yang dilakukan Anggota PKS di Bekasi. Apalagi ya? Misalnya, ini kan lagi susah minyak goreng ya, bisa adakan lomba masakan sehat tanpa minyak seperti yang dicontohkan PKS Pesawaran.
Bagian ketiga, mesin. Dibanding manusia, mesin kalau proses sesuatu cepat, efektif, efisien. Dulu sempat nonton Alireza Firouzja, pecatur milenial kelahiran Iran yang kini main lewat bendera Perancis, kala kalahkan pemain ranking 1 dunia, Magnus Carlsen. Saat menuturkan feelingnya bahwa permainan sudah masuk “end-game” tidak butuh waktu lama, Carlsen kena skak-mat. Efektif.
Hmm ... kiranya di politik juga begitu ya. Partai, kalau size-nya sudah besar, sudah berkuasa, biasanya mudah saja eksekusi program. Size besar juga membuat tokoh - tokoh merapat cari kendaraan hingga partai lebih leluasa mengakarkan jaringan. Meski, seperti yang biasa terjadi di papan catur, blunder bisa merontokkan. Lawan rebut medan. Counter-attack dilancarkan. Berbaliklah keadaan.
Tentu saja, pengetahuan teoritis, kreativitas, dan efektivitas diperlukan di tiap fase organisasi. Ini lebih kepada titik tekan yang dituntut oleh fase tertentu. Pun dikonek-konekkan dengan catur.
Anyway, ada satu tip dari Carlsen, Sang Juara Dunia: Have Fun Playing Chess! Nikmati Permainan Catur! So, nikmatilah berpolitiknya! Nikmatilah ber-PKSnya!
0 Komentar