Oleh : Imam Maulana
Ziarah kubur merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih di sebuah pemakaman untuk mengingat kematian dan mengenang jasa atau kebaikannya semasa hidup untuk kita jadikan pelajaran. Hal ini bahkan telah menjadi tradisi sebagian masyarakat muslim di Indonesia. Tak terkecuali di Provinsi Banten yang dikenal sebagai daaerah yang memiliki banyak tempat penziarahan berupa makam para Sultan Banten dan makam para ulama yang menyebarkan Islam.
Salah satu tempat yang melekat pada masyarakat Banten adalah Masjid Agung Banten yang terletak di Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Selain terdapat Menara Banten sebagai simbol yang bersejarah, di sana juga terdapat makam sultan Banten pertama yaitu Maulana Hasanuddin Banten, yang telah menjadi magnet para peziarah untuk datang, berdoa, dan mengambil spirit perjuangan kejayaan Banten yang melekat pada tempat bersejarah tersebut.
Ziarah ke makam-makam para ulama juga erat kaitannya dengan tradisi kiyai dan santri di pondok pesantren. Biasanya setiap pondok pesantren memiliki waktu-waktu rutin untuk berziarah, utamanya berziarah ke makam-makam ulama di areal Kesultanan Banten.
Dalam rangka menjaga tradisi pondok pesantren, serta menghormati kakek-nenek moyang masyarakat Banten yang pernah menjaga bumi Banten, kader-kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Banten pada hari Kamis (3/3/2021) lalu melakukan ziarah ke pemakaman yang ada di area Masjid Agung Banten. Kegiatan ini juga berbarengan dengan kegiatan bersih-bersih komplek masjid pasca banjir.
Rombongan PKS Banten yang dipimpin oleh Gembong Rudiansyah Sumedi (Ketua DPW PKS Banten) pada kegiatan tersebut bahkan ditemani oleh Abah Entus Jempol (KH. Tubagus Nasrudin) yang merupakan tokoh penting di areal Kesultanan Banten. Rombongan PKS Banten diajak langsung ke ruang khusus ziarah yang di dalamnya terdapat makam sultan Banten pertama yakni Maulana Hasanuddin dan istrinya, serta makam Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Kesempatan tersebut merupakan kesempatan yang langka. Sebab tidak sembarang orang dapat berziarah langsung di depan makam para Sultan tersebut.
Barangkali merupakan potret yang tidak lazim ketika mengetahui bahwa kader-kader PKS melakukan ziarah kubur. Pandangan tak lazim tersebut merujuk pada sebuah framing yang kerap dituduhkan kepada PKS. Bahwa kader-kader PKS adalah menganut faham wahabi yang anti ziarah kubur, radikal, intoleran, dan lain-lain. Padahal tuduhan itu tidak berdasar dan cenderung sentimen belaka.
PKS kita kenal telah menegaskan dirinya sebagai partai Islam Rahmatan Lil alaamiin. Yaitu adalah partai yang membawa kebaikan untuk semuanya, bukan hanya kepada golongan atau kelompok tertentu saja. Bahkan PKS siap berkolaborasi dengan siapapun untuk menjaga NKRI dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan republik ini.
0 Komentar