Sahabat SALUT (Saadiyah Uluputty), kunjungan ke Ureng saya meluangkan waktu dan kesempatan untuk berkunjung ke SMA Negeri 31 Leihitu Maluku Tengah. Di gerbang sekolah telah menanti hadrat penyambutan, dan sambutan kepala sekolah serta dewan guru. Kami langsung dipersilakan masuk ke sekolah setelah dikalungkan sarung batik petanda selamat datang.
Sebagai anggota MPR RI, salah satu tanggung jawab dan tugas kami adalah menyosialisasikan Empat Pilar MPR kepada masyarakat Indonesia terkhusus kepada konstituen di Dapil. Maka dalam kunjungan sekolah ini yang didampingi kepala sekolah, dewan guru dan ratusan siswa, saya menyampaikan materi tersebut.
Saya membawa pengantar akan arti penting sejarah lahirnya Indonesia kepada siswa di era milenial agar mereka tahu, merasa besar dan bangga dengan potensi daerahnya dan mengambil nilai heroik sejarah yang akan menjadi inspirasi, dan motivasi bagi mereka mengimpikan cita-citanya.
Sejarah berdirinya bangsa Indonesia bermula pada era kerajaan abad ke-4 yang bercorak Hindu- Budha yaitu kerajaan Kutai, kemudian kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Mataram Kuno, kerajaan Kediri, Singosari dan Majapahit yang kemudian terkenal dengan Sumpah Palapa oleh Patih Gajah Mada yang tersohor, "Aku tak akan makan Palapa sebelum menyatukan Nusantara".
Kemudian era penyebaran Islam lewat jalur perdagangan ke nusantara di awal abad ke-7 dan berkembang awal abad-14. Sejarah kerajaan Islam adalah kerajaan Samudera Pasai. Sebuah negara perdagangan baru, Malaka adalah salah satu dari pelabuhan yang sukses dalam jaringan perdagangan yang terbentang dari Cina, Maluku hingga ujung timur Afrika dan ujung barat Mediterania.
Kemudian berdiri beberapa kerajaan Islam diantaranya Kerajaan Aceh, Demak, Banten, Mataram Islam, Cirebon, Makassar, Ternate, Tidore dan Banjar.
Dari Malaka, Indonesia menjadi terkenal dengan adanya perdagangan rempah rempah yang berasal dari Maluku. Bangsa Eropa mulai mendengar cerita dan menggoda bangsa Portugis untuk berlayar menuju Indonesia.
Awal abad-15, Portugis menaklukan Malaka dan masuk ke Maluku. Tidak hanya Portugis, Belanda juga mulai tertarik untuk memasuki jaringan perdagangan rempah rempah di Maluku.
Perdagangan rempah rempah di Nusantara menjadi mahal dan perdagangan di Eropa menjadi murah. Maka itu, Belanda menggabungkan semua badan usaha pesaing dengan nama Serikat Dagang Hindia Timur (Vereenigde Oost Indische Compagnie/ VOC).
Sejarah berdirinya VOC mengambil kendali produksi cengkeh dan pala di kepulauan Banda. Eksploitasi menjadi berlanjut hingga abad-16, saat itu penduduk Banda juga pernah mengalami masa kelam pembantaian.
Lalu muncul gejolak perlawanan dan peperangan di Nusantara di awal abad-17 sampai 18. Kita kenal Kapitan Patimura, Sultan Hasanudin, Pangeran Diponegoro, Tengku Umar, Cuk Nyak Din, Sultan Khairun, Sultan Baabullah dll. Mereka telah berjuang dan berjihad membebaskan tanah airnya dari cengkeraman penjajah Belanda.
Berikutnya, kebangkitan Indonesia digagas diawal abad-19, dengan pembentukan Serikat Dagang Islam dan diikuti gerakan Budi utomo. Hingga pada tahun 1940, pengaruh Belanda mulai kalah dan masuknya Jepang dan menaklukan Asia Tenggara pada Desember 1941. Jepang menduduki Indonesia dan menjajah Indonesia.
Namun begitu, Sukarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia pada 25 agustus 1945. Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Mendengar kabar tersebut para tokoh dan pemuda mengadakan pertemuan dan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), dan mendesak Sukarno untuk membacakan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Kabar proklamasi tersebar melalui radio dan selebaran pasukan militer Indonesia.
PPKI melantik Sukarno sebagai Presiden pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan konstitusi yang sudah dirancang dalam UU NRI yang didalamnya ada Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.
Dalam sejarah panjang ini, setiap pelajar atau mahasiswa patutlah mengetahuinya agar tertanam rasa cinta kepada Indonesia. Bahwa untuk merdeka dan berdaulat banyak pejuang yang telah gugur.
Sekarang kita di era digital lahir generasi milenial, dunia bagai lipatan buku. Sekali buka android, semua informasi, gaya hidup, perilaku menjadi terang benderang. Maka pengetahuan akan Pancasila yang telah disepakati para pendiri bangsa menjadi jiwa dan landasan hidup berbangsa dan bernegara harus bisa di mengerti guna diaplikasikan, yang akan terus menjadi pengikat dan semangat menjaga Indonesia.
Bila kita baca sila pertama Pancasila hingga sila kelima saling menjiwai. Bahwa negara Indonesia berdiri atas berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa, dan didorong oleh keinginan luhur untuk menggagas lahirnya Indonesia. Indonesia yang berKeTuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarakatan perwakilan, dan persatuan Indonesia.
Indonesia yang sekarang kita diami dengan beragam suku, bahasa, budaya dan agama yang terbentang dari sabang sampai merauke terdiri dari 17.491 pulaunya sudah tentunya sangat dinamis maka diikat dalam bentuk NKRI dengan semboyan BHINEKA TUNGGAL IKA.
Banyak respon dan tanggapan dari siswa. Ada yang bertanya, " Ibu, mengapa ada pejabat negara yang masih korupsi, mengapa sumber daya alam kita masih dikuasai asing dan lain lain. Apakah Sosialisasi empat pilar belum mereka dengar ? Pertanyaan yang kritis dari generasi pelanjut masa depan.
0 Komentar