Penanganan Wabah Covid-19 Berbasis Komunitas

Foto kiri: Ketua DPC PKS Bekasi Barat Fendaby Surya Putra, kanan: tabung oksigen untuk warga


Hari Ahad (4/7/2021) pekan lalu saya ngobrol bareng Ketua DPC PKS Bekasi Barat Fendaby Surya Putra melalui sambungan zoom meeting. 


Please jangan skip dulu ya, tulisan ini gak ngomongin politik kok, tapi pengalaman tentang tim penanganan Pandemi Covid-19 berbasis komunitas. Kebetulan saja komunitasnya PKS.


Insyaallah cara dia menangani Covid-19 ini bisa jadi role model dan ditetapkan di komunitas lainnya. Kebetulan dia dulu kuliahnya di Singapura, terus pernah kerja di Italia, Selandia Baru dan Australia, jadi informasi tentang penanganan Covid-19 di negara lain, dia coba terapkan di Bekasi Barat. 


#


Sudah satu tahun setengah lebih ya kita menghadapi Pandemi Covid-19 ini. Turun naik angka-angka itu. Angka kasus baru, angka kematian maupun angka kesembuhan. Sempat turun tapi kemudian naik tinggi sampai tiga kali lipat di pekan pertama bulan Juli ini. 


Yah, ngeselin sih kalau lihat-lihat berita, misalnya kita diperkenalkan dengan istilah PPKM Darurat tetapi TKA asing dari China masih bisa berdatangan. misalnya RS banyak yang kolaps karena persediaan oksigen abis, eh pemerintah bilang sebaliknya. 


Tapi Fendaby Surya Putra ini gak fokus kesana. Yah urusan mengawasi kinerja pemerintah biar ditangani wakil-wakil di DPR RI. Ia mengajak yang di bawah untuk fokus ke penanganan Covid-19. 


Urusan Vaksin


Untuk urusan vaksin ini memang dari dulu ada yang provaks dan ada juga yang antivaks. Nah, ia memetakan anggota komunitasnya. Masing-masing grup membuat data: siapa yang sudah vaksin? Siapa yang mau daftar vaksin? Siapa yang punya penyakit penyerta? Siapa yang belum mau divaksin? 


Jadi dengan cara ini ia ingin menyudahi perdebatan panjang tak berujung antara yang mau divaksin dengan yang belum mau. Untuk yang belum mau, coba dijelaskan seperlunya. Ketika masih menolak, ya sudah gak perlu terus ditekan. "Jangan terus-terusan debat kusir sementara nyawa-nyawa perlu diselamatkan segera." 


Tim Satgas

Nah untuk penanganan Covid-19, ia membentuk Tim Satgas, kemudian dibagi menjadi beberapa tim kecil. Diantaranya:


Tim Respon Lapangan


Tim ini bertugas menerima aduan dari anggota yang bergejala kemudian mengarahkannya untuk tes antigen. Jadi dibuat sistem kupon tes antigen gitu, untuk anggota yang memerlukan bisa mengajukan dan nanti diarahkan ke klinik Kesehatan yang menjadi mitra.


Tim ini juga membantu pendampingan laporan ke RT/RW dan puskesmas. 


Tugas lainnya adalah suplai logistik, koordinasi dengan tim Assessment dan membantu juga konsultasi psikologis pasien dan keluarganya.


Tim Assessment


Tim ini melakukan assessment berkala terhadap pasien Covid-19 yang sedang isoman. Dikepalai oleh anggota yang berprofesi sebagai dokter. Anggotanya juga ada yang dokter, apoteker, bidan dan ibu-ibu Posyandu. 


Mereka menerima laporan kondisi terkini dari tim respon lapangan dan keluarga pasien yang mendampingi. Melalui sambil telepon atau pesan WhatsApp. 


Kalau resep diperlukan, maka dibuatkan resep terus forward ke apoteker. Nanti tim lain yang akan mengantarkannya ke rumah pasien.


Tim Logistik dan Fundraising


Tim ini bertugas mengatur suplai dana untuk logistik makanan yang lagi isoman, suplai alat-alat kesehatan. Jadi mereka juga mencari-cari APD, termometer, oximeter, tabung oksigen dan lain-lain. Kemudian alat-alat ini disimpan di posko dan diedarkan kepada yang membutuhkan.


Suplai obat-obatan dan vitamin juga, termasuk tentu saja mencari donatur yang mau diajak ikut serta dalam program kebaikan ini. 


Tim Evakuasi ke RS


Nah ada juga tim evakuasi ke RS. Tim ini teramat penting karena tugasnya mencari informasi ke jaringan RS. Udah tahu kan sekarang ini susah dapat karena RS selalu penuh. Tim ini coba telepon sana-sini. Telepon RS, Dinkes, Puskesmas dan lain-lain. Pokoknya semaksimal mungkin harus dapat ketika ada pasien yang benar-benar harus mendapatkan perawatan lebih. 


Tugas kedua adalah mencari alat angkut evakuasi. Bisa Ambulans, mobil pribadi atau taksi steril. 


"Pokoknya satu nyawa juga harus selamat." 


Ia juga menyampaikan lebih suka mendapatkan laporan ketika ada anggotanya yang baru pada tahap pilek, demam atau batuk-batuk daripada sudah parah gejalanya seperti saturasi turun drastis atau udah megap-megap. 


"Pokoknya sakit dikit lapor! Jangan sungkan-sungkan, jangan nunggu parah!"


Tim Sosialisasi Promotif dan Preventif


Nah tim ini sosialisasi tentang Covid-19 melalui webinar (zoom meeting) dengan menghadirkan dokter. Juga sosialisasi melalui grup-grup pembinaan. Ada lagi tambahannya dan ini cukup berat yaitu counter broadcast-broadcast hoax dan konspiratif.


Nah, model penanganan Covid-19 berbasis komunitas yang sudah dijalankan DPC PKS Bekasi Barat ini menurut saya bisa juga diterapkan di komunitas lain. Baik itu PKS daerah lain, partai lain, ataupun komunitas lainnya seperti ikatan alumni, Bikers club, perusahaan atau yang lainnya. 


Karena tanpa peran semua pihak, Pandemi ini makin lama dan makin banyak korban jiwa. 


Yuk semangat-semangat!


Enjang Anwar Sanusi




Posting Komentar

0 Komentar