Imat Dan Amat Jadi Panitia Qurban di Kala Pandemi

Qurban saat Pandemi
PKSFoto/Adhy_Syaef


Beberapa hari belakangan, Amat perhatikan Imat sahabatnya sering berlaku aneh. Kadang seperti melamun. Kadang seperti bicara sendiri.

Akhirnya dia ga bisa menahan keponya. Saat selesai shalat Dzuhur dilihatnya Imat kembali melamun di serambi Musholla. Dicoleknya Imat lalu dia tanya, "Ente belakangan ini sering ngelamun, kenapa sih?"

Imat nyengir. "Ane gak ngelamun, bro. Ane lagi mikir."

"Mikirin apaan?" Amat tambah kepo.

"Lagi mikirin buat acara qurban nanti. Kan kita kebagian tugas pencacahan hewan qurban," Imat menjelaskan.

"Lha, kan acaranya masih nanti. Lagi juga biasanya langsung eksyen aja. Ambil golok terus potong-potong deh. Krek krek krek," kata Amat.

Imat menggelengkan kepalanya. "Kata Ustadz Noer, semua kerjaan mestinya direncanain, biar sukses sesuai yang diharapkan. Nah, ane tuh lagi mikirin lokasi buat mencincangnya, perlu berapa orang, perlu berapa pisau atau golok. Terus kalo perlu talenan, alas buat motong-motong, mesti pinjam ke mana. Terus hasil cincangan mau ditumpuk di mana.  Pokoknya banyak, deh. Apalagi ini kan lagi Pandemi Covid-19. Kita harus jaga protokol kesehatan. Orangnya harus diatur. Banyaknya berapa, nanti jaga jaraknya gimana. Kudu nyiapin masker, hand sanitizer, kalau perlu pake jas ujan sekalian. Semua mesti direncanain biar nanti ga gelagapan," Imat menjelaskan dengan panjang kali lebar.

Amat cuma mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu berkata, "Ya udah. Silakan dilanjut deh. Ane bantu aja."

"Alhamdulillaah. Ente mau bantu mikir," Imat tersenyum senang.

"Gak lah. Ane bantuin doa aja semoga berhasil," kata Amat. Lalu dia merebahkan badannya di serambi bersiap tidur siang.

=o0o=

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (Al Hasyr : 18)

=o0o=

Amat heran. Setelah didoakan, Imat bukannya berhenti melamun dan bicara sendiri, malah sekarang tambah dengan suka corat-coret di buku tulis.

Daripada keponya menggunung, Amat langsung saja menjawil Imat. "Apaan lagi, nih? Corat-coret di buku. Ngelamun sama ngomong sendiri belum cukup?"

Imat menutup buku tulisnya sambil nyengir. "Masih lanjut mikir buat acara qurban nanti, bro. Cuma kata Ustadz Noer, supaya tuntas, ga ada yang kelupaan, ane mesti nulis semua rencana itu. Makanya sekarang ane sering corat-coret di buku ini." kembali Imat memberikan penjelasan buat Amat.

Amat rupanya tertarik. Dimintanya buku tulis yang sedang dipegang Imat. Imat pun memberikannya.

Amat membaca dengan serius catatan-catatan Imat, lalu berkata. "Iye, nih. Kayaknya benar begini. Emang mesti ditulis". Sejurus kemudian dia menambahkan, "Kayaknya rencana ane juga perlu ditulis, nih."

Imat menyodorkan pulpen yang tadi dipakainya. "Udah tulis aja. Terusin aja di halaman belakangnya yang masih kosong,' kata Imat.

Amat dengan serius menulis di buku tulis itu. Beberapa jenak kemudian dia selesai. "Ini, udah ane tulis. Lengkap. Nanti tolong kasih tahu Ustadz Noer, yak. Ane balik ke kontrakan dulu" kata Amat.

Imat menerima buku tulis itu sambil terus berfikir. Rupanya masih banyak hal yang perlu direncanakan.

Menjelang 'Ashar Ustadz Noer datang. "Masih belum selesai, Im?" tanya beliau.

"Sebagian besar, udah, Ustadz. Saya tulisin di sini," kata Imat sambil menyorongkan buku tulisnya.

Ustadz Noer menerima buku itu lalu membacanya. Ustadz Noer mengangguk-angguk saat membaca catatan Imat. "Bagus," kata Ustadz Noer. "Kayaknya udah lengkap, nih".

"Tadi Amat juga bantuin bikin rencana, Ustadz. Dia tadi tulis di halaman yang kosong," Imat memberitahu Ustadz Noer.

Ustadz Noer membuka-buka kembali buku tulis itu. Setelah halaman yang dicarinya ketemu, dia membaca dengan serius. Tiba-tiba terdengar suara Ustadz beristighfar berulang kali. Beliau lalu mengembalikan buku tulis Imat.

Imat jadi kepo. "Apa sih, rencana Amat? Kok Ustadz Noer jadi beristighfar gitu?" tanyanya dalam hati. Dibukanya buku tulis itu. Dicarinya tulisan rencana Amat.

Imat hampir aja ngakak membaca tulisan itu. Isi tulisannya  sebagai berikut:

Bahan: Bawang Merah, Cabe, Kecap Manis, Mentega

Peralatan: Arang, Korek api, Kipas Bambu/ kipas angin.

=o0o=

"NÅ«n. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan," (Al Qalam : 1)

=oOo=


Toto Ihsan 


Selamat Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriyah. Semoga ini Idul Adha terakhir saat Pandemi. Semoga tahun depan kita bisa kembali merayakan Idul Adha tanpa sekat. Aamiin 

Posting Komentar

0 Komentar