Liverpool dan Klop, Cerminan Good To Great Jim Collins



Saya tiba-tiba teringat dengan Jim Collins saat melihat Liverpool yang sempat melempem. Dalam bukunya Good to Great, dia menulis soal 5 level kepemimpinan. Apa kelindannya?


Ada 5 tangga atau hirarki kepemimpinan menurut Collins. Yakni:


Level 1 – Highly Capable Individual

Membuat kontribusi yang produktif melalui talenta, pengetahuan, keterampilan, dan memiliki kebiasan kerja yang baik.


Level 2 – Contributing Team Member

Memiliki kontribusi kemampuan individu untuk mencapai tujuan kelompok dan bekerja secara efektif dengan yang lain di dalam kelompok.


Level 3 – Competent Manager

Mengorganisasikan orang dan sumber daya agar menjadi efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.


Level 4 – Effective Leader

Mengkatalisis komitmen untuk mencapai tujuan dengan visi yang jelas, dan memicu kelompok agar bekerja dengan standar yang tinggi.


Level 5 – Executive

Membangun organisasi yang besar secara berkelanjutan melalui kombinasi antara pribadi yang rendah hati dan tekad profesional.


Seseorang yang telah mencapai tingkat lima, maka dia sudah memiliki 4 karakter kepemimpinan di bawahnya. Kepemimpinan level 5 adalah gabungan antara rendah hati dan ambisi membesarkan institusi, bukan pribadinya. Setiap keberhasilan dianggap hasil kerjasama semua pihak. Dan sebuah kegagalan karena kesalahan pemimpin. Dia siap mengambil tanggungjawab.


Setidaknya itu yang sejauh ini saya lihat dari sosok Jurgen Klopp. Saat Liverpool juara dan terus menang, sama sekali dia tak memuji dirinya. Klopp memberikan apresiasi kepada pemainnya. Bahkan kepada mantan pemain Liverpool. 


Sebaliknya, saat Liverpool tidak menang di lima pertandingan, Klopp siap bertanggung jawab. Dia menilai semua karena kesalahannya.


''Itu selalu kesalahan saya. Sesuatu yang tidak bekerja dengan baik adalah kesalahan saya, hal yang dilakukan terserah pemain,'' kata Klopp, dikutip dari Skysports, Jumat (22/1).


Kita rindu sosok seperti ini. Yang hadir bukan hanya di dunia sepakbola, tapi juga semua bidang dan level. Dari Klopp kita patut belajar, meski kita bisa jadi tak suka Liverpool.


Erwyn Kurniawan

Penikmat Si Kulit Bundar

Posting Komentar

0 Komentar