“Kompor Virus” Literasi


Dalam beraktifitas mengembangkan “virus” literasi, utamanya dalam hal menulis artikel di media cetak atau media online, Saya selama ini banyak bertukar motivasi atau inspirasi di grup aplikasi WhatsApp Penulis Lebak, komunitas penulis kader-kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebenarnya, namun kami berharap ke depan, ada pula penulis lepas lainnya, makanya kami namakan Penulis Lebak.

Grup penulis Lebak ini sudah menghasilkan satu buku kompilasi kader-kader PKS, yang disusun dengan susah payah, dengan tajuk Karena Cinta Kami Bicara, dengan tema tulisan beragam, dari mulai politik, pendidikan, perempuan dan anak, kesehatan, pertanian, sumber daya manusia (SDM), pemuda, pariwisata, kepemimpinan, kesejahteran.

Dan, semoga dalam waktu dekat ini, kami kembali menelurkan buku kompilasi baru lagi, sedang disusun oleh tim editor, untuk memilah-milah tulisan yang akan dimuat dalam buku, karena artikel yang masuk cukup banyak. Syaratnya sederhana, artikel atau opini sudah pernah dimuat di media cetak atau media online. Berarti sudah melalui seleksi editor di media. Sudah sangat Ilmiah dan layak untuk dipublikasi dalam sebuah buku.

Kami melakukan ini, berusaha untuk meneladani Rasulullah SAW yang diperintahkan oleh Allah SWT, untuk Iqro, membaca !. disamping itu, juga berusaha meneruskan warisan pendahulu kami KH. Rahmat Abdullah (alm), Sang Murabbi, untuk berdakwah bukan hanya dengan lisan namun juga dengan pena. Beliau memang dikenal piawai, bukan hanya dakwah lisan namun juga menulis.

Berikut beberapa penggalan tulisan beliau yang sangat inspiratif ; Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itu Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel ditubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari. Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.

Kami terus berusaha memotivasi dan memberikan inspirasi agar para penulis Lebak di PKS terus bertambah, walaupun tertatih. Mendorong agar berani mengirimkan tulisan mereka berbagai media, baik cetak ataupun online. Alhamdulillah, tidak disangka beberapa malah sudah mulai masuk ke penulisan sekelas cerita pendek (cerpen) ataupun Novel, yang menurut saya malah lebih jelimet (sulit). Beberapa sudah dibukukan dalam buku kumpulan cerpen di grup pelatihan menulis lain. Tidak menutup kemungkinan, semoga ke depan akan terbit buku kumpulan cerpen atau buku Novel di grup penulis Lebak kami. Aamiin…

Hari ini, tak disangka pula, saya kedatangan, seorang muda yang menyampaikan kalau dia sudah mulai menulis, sebelumnya kata dia, dia termotivasi dan ter-inpirasi oleh saya, yang kerap meminta beliau untuk menulis. Sebenarnya, saya gak begitu sadar pula, kalau saya kerap meminta dia untuk menulis kalau sedang ngobrol dan berkunjung ke kantor PKS. Ternyata, kalimat dan ajakan saya terus terngiang-ngiang, menulis… menulis…. menulis…, menurut dia, itu menjadi “kompor virus” baginya.

Dia sudah mulai menulis, ujarnya. Oh ya ? tanya saya penasaran. Karena saya takjub juga, tidak tanggung-tanggung, dia mulai menulis Novel. Wah….. Dia mengatakan, sudah beberapa bab, tinggal dikembangkan alur ceritanya dengan sedikit konflik dan bumbu cerita agar menarik, yang jelas akhir ceritanya masih rahasia-lah. haha… saya ngakak, gak sadar, kaki sampai naik ke kursi. keren … keren. Masih gak percaya.

Karena penasaran, saya bertanya kumaha tadina (bagaimana ceritanya) langsung menulis Novel ?. Jadi ditengah terngiang-ngiang disuruh nulis terus oleh saya, di kepalanya malah muncul banyak ide, bermunculan banyak imajinasi, inspirasi-inpirasi liar, membangkitkan kenangan berbagai suka dan pahitnya perjalan hidup sebagai anak jalanan dan pengamen.

Jadi, kata dia, akhirnya saya tulis saja. bukan pakai laptop loh ya, karena saya gak punya fasilitas android canggih, apalagi laptop atau PC, akhirnya saya cari kertas dan pulpen, saya tulis dengan tulisan tangan aja, setelah satu bab selesai, saya koreksi, awalnya banyak corat-coretnya, selanjutnya gak tau gimana, ya lancar aja, bahkan kayak keranjingan ingin menulis, menumpahkan segala rasa.

Saya mendo’akan semoga tulisannya segera selesai, karena dia belum mau menunjukan draft tulisan Novelnya itu, masih beberapa bab, biar surprise ujarnya. Aih…, sudah dia niatkan, kalau Novel-nya selesai, dia mau minta testimoni atau kata pengantar saya. Saya mau menunjukan, kalau saya bisa menulis, ujarnya. Wah…

Saya jadi teringat, diawal-awal saya belajar menulis artikel, kacau sekali, saya malah tidak memiliki rasa percaya diri, gak tau apakah saya bisa menulis atau tidak. Tapi dengan modal keyakinan bahwa saya bisa, saya paksakan menulis. Masa juara 1 lomba kepenulisan tingkat SMA se-Jawa Barat tahun 1994 gak bisa nulis. Tapi kan itu sudah lama sekali. Jadi ceritanya, saya ternyata punya bakat terpendam yang jarang saya asah, hehe… (nuhun heug ka Ibu Siti Zahroh, guru saya saat SMA, yang sudah mengantar ke Bandung)

Saya baru tersadar, baru engeuh… setelah menemukan fakta, seorang sahabat, sudah menulis artikel sebanyak 40 tulisan, diberbagai media cetak. Kok bisa ya ? Angka 40 selalu menjadi motivasi bagi saya (Belakangan, kami membentuk grup penulis Lebak tersebut).

Terpacu oleh angka 40 tersebut, saya mulai belajar, meminta beberapa teman untuk mengkoreksi tulisan saya. Sampai akhirnya tulisan saya dimuat di media cetak pertama kali, bahagia sekali, ternyata saya masih bisa menulis. Selanjutnya sudah mulai terbiasa, dan cukup banyak media yang mau memuat artikel saya, baik cetak ataupun online. Bahkan bukan hanya media lokal Banten, namun juga beberapa media nasional. Sekarang, skornya sepertinya sudah mulai sama kayaknya, Alhamdulillah.

Ternyata sedikit motivasi dan inpirasi, dapat membuat kita tersadar akan potensi yang sebenarnya kita miliki. Itu tadi, perlu “kompor virus”, perlu orang yang saling memotivasi dan meng-inspirasi, perlu bertemu orang-orang yang se-visi, agar bakat terpendam kita muncul dan terasah kembali, menemukan performa, menemukan bentuk terbaiknya. Dengan banyak belajar dan bertanya engke geh bakal katimu iyeuh elmuna…

Hal ini sebagai bentuk menyampaikan nikmat yang kita miliki, lain magahan atau bermaksud mengurui. Semoga semakin termotivasi dan menjadi inspirasi terbaik. Karena kabar baik harus terus disampaikan.


Dian Wahyudi
Anggota Fraksi PKS DPRD Lebak

Posting Komentar

0 Komentar