Di Musala Tenda Darurat, Mereka Tetap Sholat dan Sabar

Di bawah musala darurat, warga Dusun Aholeang dan Rui Desa Mekatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene tetap menggelar shalat. Imam Musala, Ustadz Ismail dengan terharu menerima bingkisan alakadarnya dari PKS Sulawesi Tengah.


Catatan di Balik Kunjungan Penyintas di Desa Mekatta, Malunda, Majene Sulawesi Barat


Sudah sebulan gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, namun banyak di antara warga yang saat ini masih hidup di bawah tenda darurat, karena rumahnya yang rusak berat.


Dalam rangkaian perjalanan bersama relawan Partai Keadilan Sejahtera Sulawesi Tengah, Senin (8 Februari 2021) sore, saya berkesempatan mengunjungi salah satu tenda pengungsi di Desa Mekatta Kecamatan Malunda Kabupaten Majene. Warga tersebut, menempati area perkebunan, sebagai lokasi pengungsian. Mereka adalah warga dusun Aholeang dan Rui yang tempat tinggalnya rusak berat dan rata tanah, akibat longsor saat gempa terjadi.


Sore itu, masih beberapa saat lagi matahari tergelincir di ufuk barat. Saya memperkirakan, masih punya waktu untuk mengajak sekelompok bocah untuk main bola. Mereka tampak ceria, sesekali tegang, saat mengocek dan berusaha membuat gol ke gawang lawan. Sejenak, mereka tampak melupakan penderitaan yang mereka alami. Lelah, tapi kami bahagia, karena sore itu, kami relawan PKS bisa berbagi kebahagiaan dengan mereka.



Sejenak rehat, tak lama kemudian waktu Shalat Magrib akan segera tiba. Kami pun bersiap, dan tak lupa mengajak para bocah tersebut untuk ikut shalat. Tempat shalatnya, di bawah tenda yang disulap sebagai Musalah Darurat. Tetapi entah kenapa, di tempat yang sangat-sangat sederhana itu, kami justru merasa lebih khusuk. Usai shalat, lagi saya terharu melihat satu persatu wajah para penyintas yang ikut shalat bersama kami.


Usai shalat maghrib berjama'ah di mushola darurat, saya kemudian didaulat untuk mengisi taushiyah hingga tiba waktu shalat Isya. Taushiyah yang saya bawakan, bertemakan hikmah di balik musibah. 


Diawali dengan menceritakan bahwa warga Kota Palu secara khusus dan umumnya di Sulawesi Tengah bersemangat dan berlomba melakukan aksi penggalangan dana untuk diberikan kepada warga Sulawesi Barat yang tertimpa musibah. Selain sebagai panggilan kemanusiaan, dan bentuk solidaritas dan kepedulian, sekaligus balas budi atas bantuan yang pernah dua tahun lalu warga Sulawesi Barat berikan kepada korban Pasigala.


Melengkapi kebahagiaan kami malam itu bersama para penyintas, usai shalat isya, jama'ah yang hadir dibagikan nasi bungkus oleh para relawan PKS dari berbagai penjuru Nusantara yang sejak awal gempa tak pernah lelah melayani.


Kami juga menitipkan amplop alakadarnya bagi mereka yang datang shalat Isya berjama'ah. Ada sekitar 50 amplop yang dibagikan untuk orang dewasa dan anak-anak.


Oleh Muhammad Wahyuddin 

Penulis adalah Ketua DPW PKS Sulawesi Tengah


Posting Komentar

0 Komentar