Investasi dan Transmart



Oleh Irwan Prayitno
Gubernur Sumatera Barat
Telah Dimuat di Harian Singgalang, 31 Mei 2017

Sejak 24 Mei 2017, untuk beberapa hari, saya bersama tim investasi Sumbar melakukan kunjungan ke beberapa negara Eropa. Turut bersama adalah Bupati Agam, Solok Selatan dan Sijunjung. Kami menjajaki potensi kerja sama bidang pariwisata, energi dan perikanan. Dan juga bidang lain yang memiliki potensi untuk dikerjasamakan.

Dalam kesempatan ini atas nama tim saya menyampaikan terima kasih kepada beberapa Duta Besar RI yang telah memfasilitasi kami sehingga bisa bertemu dengan calon investor dan juga promosi budaya dan pariwisata. Harapan kami, semoga upaya kami ini akan mendatangkan hasil yang baik sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berbicara mengenai investasi, ingatan saya kembali ke akhir tahun 2010. Beberapa bulan setelah saya dilantik sebagai Gubernur Sumbar, Bpk Chairul Tanjung (CT) dan rombongan Grup Mega datang ke Padang dan sempat bersilaturahmi dengan saya. Pada kesempatan itu saya menawarkan sekaligus meminta agar Grup Mega berinvestasi di Sumbar. Setelah cukup lama berdiskusi, Bpk. CT menjawab akan mengadakan studi kelayakan terlebih dahulu mengenai investasi yang bisa masuk ke Sumbar. Setelah cukup lama, saya mendapat informasi bahwa hasil studi kelayakan yang dilakukan Grup Mega menerangkan bahwa pada saat itu mereka belum layak melakukan investasi di Sumbar.

Kemudian tiga tahun berikutnya, Grup Mega kembali melakukan studi kelayakan ulang dan hasilnya kali ini Grup Mega sudah layak berinvestasi di Sumbar. Di antaranya dengan menyiapkan rencana pembangunan Transmart. Dan akhirnya pada 19 Mei 2017 lalu Pak CT bersama Bpk Nasrul Abit (Wagub) serta Bpk Mahyeldi (Wako Padang) meresmikan pembukaan Transmart.

Pembukaan Transmart ini ternyata direspon positif oleh masyarakat. Dalam waktu tiga hari, Jumat-Minggu jumlah pengunjung yang datang sangat banyak. Demikian pula omset penjualan Transmart dalam tiga hari berbilang miliaran rupiah.

Dari pengalaman saya tersebut, bisa disimpulkan bahwa untuk mengajak investor
masuk ke Sumbar bukanlah pekerjaan mudah. Meskipun Bpk CT adalah sosok yang cukup saya kenal dekat, namun untuk masuk ke Sumbar beliau tetap harus berpikir panjang. Urusan investasi tetap perlu melakukan sebuah studi kelayakan. Dan studi kelayakan ini merupakan alat ukur objektif bagi investor untuk masuk ke Sumbar. Karena orang berinvestasi memikirkan bagaimana mendapat keuntungan.

Selain itu, untuk masalah investasi, Sumbar punya kekhasan tersendiri. Tidak semua bidang bisa dimasuki investor. Namun bukan berarti hal ini menjadikan kondisi Sumbar suram akan investasi. Hal ini dibuktikan dengan dibukanya Transmart secara bersamaan waktunya di Padang dan Pekanbaru, omset Transmart Padang lebih tinggi dari Transmart Pekanbaru.

Dalam satu hari omset Transmart Padang mencapai Rp1,4 miliar, sedang di Transmart Pekanbaru Rp1,2 miliar. Pada hari pertama terjual enam buah mobil di Transmart Padang, sedang di Transmart Pekanbaru tidak ada mobil yang terjual. Di samping itu, jumlah pengunjung Transmart Padang hampir dua kali lipat pengunjung Transmart Pekanbaru.

Di Transmart Padang disediakan “Pojok Minangkabau” untuk memamerkan hasil produk UMKM asal Sumbar yang sudah melewati saringan. Tidak tertutup kemungkinan jika produk UMKM tersebut memiliki kualitas dan kemasan yang baik akan dijual di seluruh Transmart di Indonesia. Grafika selaku BUMD telah bekerjasama dengan Transmart Padang dalam menyalurkan produk-produk UMKM Sumbar yang telah memenuhi syarat tertentu.

Dengan hadirnya Transmart di Padang, berpengaruh terhadap membaiknya ekonomi masyarakat. Tenaga kerja daerah terserap, produk UMKM daerah terserap, penghasilan meningkat, dan masyarakat pun memiliki pilihan untuk belanja maupun wisata keluarga.

Maka saya mengajak kepada seluruh masyarakat agar memberikan respon positif kepada investor yang masuk ke Sumbar. Mereka masuk dengan pemikiran yang penuh dengan pertimbangan dan juga bersedia mematuhi aturan yang ada. Masalah parkir atau kemacetan yang timbul lebih baik dipikirkan dan dibicarakan bersama. Karena saya amati, ada peran beberapa orang yang menyebabkan munculnya parkir liar dan kemacetan.

Ini juga bisa dilihat di beberapa tempat di Padang yang sudah menyediakan area parkir, seperti sebuah toko buku dan sebuah rumah sakit. Kedua tempat ini sudah menyediakan area parkir untuk pengunjung. Namun karena ulah sekelompok orang menyebabkan kendaraan parkir bukan di tempat yang disediakan, sehingga sedikit banyaknya mengganggu arus masuk keluar orang dan kendaraan.

Bagi pihak Transmart sendiri, saya juga mengharapkan semaksimal mungkin memikirkan dan menyediakan area parkir untuk pengunjung dan mengatasi ketertiban lokasi sekitar Transmart sehingga tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan berarti. Meskipun sudah ada dua lantai area parkir, mungkin bisa dibuat alat penyedia informasi yang bisa menerangkan kepada pengunjung tentang penuh-tidaknya area parkir yang ada. Di beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta, informasi semacam ini sudah disediakan sehingga pengunjung yang tidak kebagian parkir karena penuh terpaksa keluar.

Bagi masyarakat, marilah mensyukuri keberadaan Transmart di Sumbar ini dengan menikmati keberadaannya sambil berperilaku positif dengan parkir di tempat resmi. Sekaligus mengedepankan budaya antri sehingga bisa mengurangi kemacetan.

Transmart adalah bentuk investasi bidang perdagangan dan pariwisata yang bisa berjalan baik di Sumbar, seperti halnya hotel, pusat perbelanjaan, resort, dan restoran. Selain investasi di bidang pariwisata di Sumbar, terdapat pula bidang energi terbarukan seperti panas bumi (ada 16 titik di Sumbar, setara 1600 megawatt) dan pembangkit listrik baik PLTM maupun PLTMH (terdapat ratusan titik). Bidang perikanan pun bisa masuk Sumbar (perikanan tangkap dan budidaya ikan). Tiga bidang ini memang peluang investasinya bagus di Sumbar. Namun di luar bidang itu, saya tetap harus bekerja keras agar investasi masuk ke Sumbar dan efeknya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Saya meyakini bahwa investasi adalah jalan untuk menyiasati keterbatasan APBD maupun APBN untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan investasi yang sesuai dengan kekhasan Sumbar, insya Allah bisa menggerakkan ekonomi masyarakat. Maka dukungan masyarakat terhadap masuknya investor, juga dukungan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam masalah perizinan akan mengundang banyak investor. Sehingga dampaknya kepada masyarakat pun bisa meluas.  *

Posting Komentar

0 Komentar