Ayah Bunda, Ajaklah Anakmu Bicara



Oleh: Irwan Prayitno
Gubernur Sumatera Barat

Ayah Bunda,
Seorang anak dalam masa pertumbuhannya hingga dewasanya, senantiasa membutuhkan komunikasi verbal dari kedua orang tuanya. Bahkan, tidak hanya itu, saat anak masih berupa janin dalam kandungan, pada usia kehamilan 16 minggu, atau dalam versi lain disebut 120hari, sang calon anak, sudah mampu mendengar suara dari dunia luar. Saat itulah, pendidikan pre-natal (periode awal sebelum lahir) sudah bisa dimulai.

Ketika sepasang orang tua menghendaki anaknya tumbuh dengan mentalitas, akhlak yang baik, tentulah sang anak harus mendapatkan pendidikan dan pembinaan. Ayah bunda nya lah yang menjadi "madrasatul ula" guru dan sekolah pertama bagi mereka. Untuk menjadi guru dan sekolah yang baik bagi anak-anak kita, mulailah kita menjadi orang tua yang bertanggung jawab, sekarang juga. Jika anda harus membaca buku atau berdiskusi dengan yang lebih paham, lakukan segera, dan janganlah kita terbiasa memaklumkan diri sendiri,"saya tak bisa, saya tak berilmu".

Karena, disadari atau tidak oleh kita, di usia-usia balita, seorang anak memiliki kemampuan "personifikasi/ meniru orang yang disekitarnya" sangat kuat sekali. Jika ayah atau ibu pemarah, anak akan belajar dan beradaptasi, jika ayah atau ibu suka mengaji di depan anaknya, anakpun akan belajar dan beradaptasi. Jika kita tidak atau jarang memberikan teladan yang baik secara langsung kepada anak, kitalah yang mungkin akan sangat menyesal dengan alur pertumbuhan mentalitas anak.

Bicara dengan bayi di kandungan dilakukan sesering mungkin, agar memberikan stimulus yang membantu perkembangan otak si kecil. Bicaralah yang jelas, karena sang janin akan mendengar apapun materi pembinaan yang ayah bunda sampaikan. Ingat, dilakukan oleh ayah bunda, bukan bunda saja.

Di saat mereka telah hadir di dunia, dan terus tumbuh, lanjutkanlah ajak mereka berdiskusi, ajarkan mereka tentang Allah Tuhannya, kenalkan kepada mereka, apa yang ingin anda harapkan dalam pertumbuhannya. Eluslah kepalanya dengan penuh kasih sayang, dan bisikkan padanya berkali-kali, sesering mungkin, "jadi anak yang shalih/ shalihah ya nak" dan inputan baik lainnya. Mereka ibarat kertas putih, yang isi tulisannya, tergantung apa yang dituliskan orang tua dan lingkungannya.

Sebagaimana yang sudah dicontohkan Luqmanul Hakim, yang diabadikan Allah dalam Al Qur'an

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.’” [Luqman: 13]

Di antara nasihat Luqman lainnya yang terdapat dalam surah Luqman antara lain sebagai berikut.
1. Berbakti kepada kedua orang tua (Luqman 31:14).
2. Anjuran untuk berbuat kebajikan walau sederhana (Luqman 31:16).
3. Mendirikan salat dan berdakwah kepada masyarakat (Luqman 31:17).

Dalam menentukan pilihan-pilihan dalam hidupnya, sang anak juga harus diajarkan berkomunikasi bersama orang tuanya. Ayah bunda harus mampu menjadi moderator yang baik dan arif pada apa yang sang anak akan lakukan, jadi bukan memaksakan, atau memaksakan tanpa adanya pengajaran tentang hal tersebut sebelumnya. Jadikanlah mereka kawan dalam berdiskusi, karena dengan melakukan hal demikian, sang anak merasa dihargai dan bahagia.

Dengan berkomunikasi verbal yang baik, kita bisa menggali hati anak kita, apa yang ada dibenaknya, apa yang sedang diinginkannya, apa yang sedang digelisahkannya, apa yang dicita-citakannya. Itu suatu hal berharga bagi orang tua untuk menyiapkan jawaban dan tuntunan yang tepat bagi mereka.

Dengan menyediakan waktu emas untuk berkomunikasi verbal dengan anak-anak kita, orang tua pun dapat memberikan pesan-pesan yang ingin diaktualisasikan kepada mereka, orang tua dapat memberikan personifikasi yang tepat kepada mereka, orang tua dapat menautkan hati dengan mereka lebih dalam. Dengan demikian, anak akan senantiasa menjadi anak yang taat kepada orang tuanya, senantiasa siap mendengar apa yang diinginkan orang tuanya.

Ayah bunda, tanggung jawab untuk menjadi role-model, teladan bagi anak-anak, selalu tersemat kepada anda, jadi berdoalah kepada Allah agar kita dimampukan dalam ikhtiar kita menjadi role model yang baik kepada mereka. Belajarlah untuk menjadi demikian, sedari sekarang. Semoga Allah mudahkan kita menggapainya.

Amin amin ya rabbal 'alamiin. Laa hawla walaa quwwata illa billah

Lebih lengkap dengan ceramah saya di sesi lainnya, bisa disimak di Youtube Channel saya :
https://www.youtube.com/channel/UCGqEXhMnrrMokTHYt_0XMhw

Posting Komentar

0 Komentar