oleh: Julhaidir
Manajer Tim Labuhanratu
Ada yang lebih indah dari sebuah piala. Ada yang lebih berharga dari sorak kemenangan. Itu adalah ukhuwah—persaudaraan yang tetap kokoh meski kita pernah saling berhadapan sebagai lawan.
Hari itu, di laga final Mini Soccer PKS Bandar Lampung, kita menyaksikan sebuah pemandangan yang menggetarkan hati: Ketua PKS Teluk Betung Barat Mang Aes, Ketua PKS Langkapura Bang Azmy, Mas Mono dari Rajabasa, Uda Hendriko, dan Alanseaher berdiri bersama di pinggir lapangan. Mereka memberikan dukungan penuh untuk PKS Labuhanratu.
Padahal kita tahu, mereka adalah tim yang pernah dikalahkan oleh Labuhanratu di fase penyisihan. Namun, alih-alih menyimpan rasa kecewa, mereka memilih hadir, memberi semangat, bahkan bersorak untuk kemenangan saudara sebarisan dakwah. Inilah kemenangan sejati: saat ego kalah oleh ukhuwah, saat gengsi tunduk pada cinta persaudaraan.
Ingat pesan Rasulullah ï·º:
“Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hari itu kita belajar, juara sejati bukanlah mereka yang sekadar mencetak gol di lapangan, tetapi mereka yang mampu menjaga hati tetap bersih, menjaga barisan tetap rapi, dan merawat persaudaraan meski pernah saling mengalahkan.
Turnamen ini hanya soal bola. Tapi dakwah ini soal ukhuwah. Jangan biarkan ego memecah kita. Sebab, yang kita bangun bukan sekadar tim juara, melainkan jamaah yang kokoh, solid, dan siap menebar kebaikan.
Salam hormat untuk Mang Oes, Azmy, Mas Mono, Uda Hendriko, dan Alanseaher. Kalian telah menunjukkan bahwa di atas semua persaingan, ada satu hal yang harus selalu kita menangkan: UKHUWAH.
Karena pada akhirnya, kemenangan yang sejati adalah ketika kita tetap satu hati di jalan dakwah.
0 Komentar