"Terimakasih Cing Haji Khoirudin!"



Kata orang, pemimpin itu dinilai bukan dari jagonya dia pidato,

tapi dari berapa banyaknya hati yang dia sentuh.


Dan kalau itu benar,

maka Ustadz Khoirudin yang akrab dipanggil Cing Haji Khoirudin bukan sekadar pemimpin.

Beliau adalah penjaga harapan.

Penguat semangat.

Pengasuh bagi para kader PKS Jakarta.


Kini, beliau secara resmi mengakhiri masa baktinya sebagai Ketua DPW PKS Jakarta periode 2020–2025.


Tapi yang gak akan pernah berakhir ialah jejak cinta yang beliau tanam.


Dibalik canda receh dan senyumnya,

ada cinta besar yang tulus buat para kader.


Cinta yang gak ditunjukkan lewat kata-kata manis, tapi lewat sikap yang sabar, telinga yang mau mendengar, dan tangan yang selalu siap membantu.


Siapa pun yang pernah ngobrol sama Cing Haji pasti tahu, beliau gak pernah bikin kita merasa remeh.

Ga menilai dari jabatan atau titel yang dimiliki, tapi dari niat dan ketulusan.


Kalau ada kader yang jatuh, beliau gak diam. Beliau selalu sigap membantu.

Kalau ada yang lelah, beliau gak sekedar menyuruh kuat, tapi malah ikut duduk di samping, ngasih semangat.


Tapi jangan salah.

Dibalik kerendahan hatinya,

Cing Haji sejatinya adalah sosok yang sangat cerdas dan tajam membaca peta politik.


Beliau bukan tipe yang banyak gaya, tapi kalau bicara strategi, dalam dan terarah.


Ditangannya, PKS Jakarta gak cuma berjalan, tapi melesat tinggi.


Gedung DPW berdiri megah adalah simbol kerja nyata.

Kursi DPRD nambah hingga 18 Kursi.

Kursi DPR RI dari Jakarta tetap 5 kursi.

PKS jadi pemenang Pemilu 2024 di DKI, dan mendapatkan kursi Ketua DPRD.

Bahkan diakui secara nasional lewat PKS Award 2025 sebagai DPW berprestasi.

Dan jangan lupakan relasi lintas partainya yang rapi dan hangat.

Semuanya dirajut dengan strategi matang dan komunikasi yang jernih.


Beliau itu halus tapi presisi.

Berpikir cepat tapi nggak pernah bikin orang gugup.

Kalem tapi kalau rapat strategis ia bisa bikin semua terdiam, fokus, dan paham arah.

Beliau ngerti kapan harus maju, kapan mesti menepi.

Dan yang paling penting, beliau tahu kapan harus menang, tanpa harus menyakiti.


Ada cerita kecil yang sering diceritain kader.

Tentang gimana Cing Haji datang ke acara di gang sempit saat hujan deras, padahal ada undangan yang lebih besar di tempat lain, tapi beliau memilih hadir ke tempat yang sering dianggap kecil.


Duduk lesehan, makan bareng, ngobrol santai.

Bukan buat pencitraan. 

Tapi karena buat beliau, semua kader itu besar. 

Semua orang itu penting.


Dan mungkin itu alasan kenapa ketika beliau pamit sebagai Ketua DPW saat ini,

banyak yang diam-diam menyeka air mata.


Karena ditinggal oleh yang kita hormati itu biasa, tapi ditinggal oleh yang mencintai dan kita cintai. itu beda rasanya.


Kini, Cing Haji tetap ada di barisan terdepan menjalankan amanah sebagai Ketua DPRD DKI Jakarta. Sebuah amanah berat yang beliau emban dengan rendah hati dan visi besar untuk rakyat Jakarta.


Kami tahu, semangatnya gak akan berubah.

Gayanya tetap hangat, arah pikirannya tetap tajam dan cintanya pada kader tetap menyala.


Cing Haji Khoirudin....


Terima kasih sudah mendampingi kami dengan cinta yang hangat,

dengan kecerdasan yang tak membebani,

dengan strategi yang halus tapi membumi.


Terima kasih sudah jadi Bapak, Kakak, Sahabat, sekaligus guru dan Nahkoda yang tenang di tengah ombak Jakarta.


Kami tahu, ini bukan akhir.

Tapi tetap saja, perpisahan itu selalu berat.


Semoga Allah balas semua lelah dan amalmu dengan berkah yang terus mengalir.

Dan semoga kami bisa lanjutkan estafet ini dengan semangat yang sama.

melayani, mencintai, dan memuliakan ummat.


Kalau nanti Jakarta kembali menang,

kami akan selalu ingat pondasinya dibangun oleh seorang pemimpin yang tak pernah meninggi.


Namanya: Cing Haji Khoirudin.


Tulisan oleh: Andy Ade Abidin (Banjian), Temen ngupi tanpa gula ☕


#TerimaKasihCingHajiKhoirudin

#CintaYangTakTerganti

#CerdasDanRendahHati

Posting Komentar

0 Komentar