Oleh: Murtini, S.TP
Kabid Humas DPD PKS Kabupaten Madiun
Ada saatnya dunia membutuhkan suara yang teduh, namun ada pula saat ketika dunia merindukan langkah yang tegak. Ada masanya kita memerlukan penuntun yang mengarahkan dari kejauhan, tapi ada pula waktunya kita membutuhkan sosok yang berdiri di garis terdepan—menghadang badai, memecah gelap, menuntun jalan.
Itulah satria.
Bukan satria yang terperangkap dalam gemerlap panggung,
tapi satria yang rumekso—menjaga, melindungi, dan mengabdi tanpa henti.
Dadio Satrio
Jadilah satria bila takdir memanggilmu.
Karena ada masa ketika diam menjadi kelalaian, dan bersembunyi adalah bentuk keengganan memikul amanah. Dunia ini terlalu banyak diisi oleh mereka yang berbicara, tetapi terlalu sedikit yang berani berdiri.
Satria sejati tidak lahir dari cinta akan kekuasaan,
tetapi dari rasa takut kehilangan kebenaran.
Ia tidak menuntut tempat terhormat,
tetapi tak kuasa membiarkan umat berjalan tanpa arah.
Satria bukan sekadar pemegang pedang,
ia pemegang janji.
Bukan sekadar orang yang kuat di medan laga,
ia juga kuat menahan nafsu diri.
Kader dakwah, bila engkau dipanggil untuk menjadi pemimpin,
jawablah panggilan itu dengan hati yang bersih.
Jangan takut pada sorot mata manusia,
takutlah bila amanah ini tak tertunaikan.
Karena di pundak seorang satria,
bukan hanya terpikul nama dirinya,
tetapi juga harapan banyak jiwa.
Satrio kang rumekso adalah ia yang tahu kapan harus tegas dan kapan harus mengalah.
Yang mampu berbicara lantang di hadapan penguasa,
namun merendahkan suaranya di hadapan anak kecil.
Yang sanggup melangkah sendirian di medan asing,
namun tetap mengingat wajah-wajah yang ia layani.
Menjadi satria bukan tentang mengalahkan musuh,
tetapi tentang menjaga agar umat tidak kehilangan pelita.
Tentang melindungi mereka yang lemah,
menguatkan yang goyah,
dan mengingatkan yang lupa.
Maka, bila saat itu tiba—
saat engkau diminta untuk maju—
berjalanlah dengan niat yang lurus.
Pimpinlah dengan hati yang lapang.
Jangan sibuk mencari hormat,
karena hormat akan datang kepada yang menjaga kehormatan.
Dadio Satrio. Nanging Satrio kang rumekso,
satria yang menjaga bukan hanya wilayah,
tetapi juga amanah, kejujuran, dan marwah umat.
Karena di dunia yang penuh tipu daya ini,
keberanian sejati bukanlah melawan orang lain—
tetapi melawan kesombongan dalam diri sendiri.
0 Komentar