Terbayanglah
wajah-wajah itu. Beberapa siswa SMA datang ke rumah. “Ustadz, kami ingin
menghafal Al-Qur’an. Berharap Ustadz mau membimbing kami.” Meskipun datar
nadanya, dalam permintaan itu tersirat semangat yang menyala-nyala.
Terbentuklah kelompok
pertemuan pekanan. Selain agendanya tahsin dan setor hafalan seperti yang
mereka minta, juga ada materi tarbiyahnya. Dari hati terdalam, saya ingin
mereka menghafalkan Al-Qur’an sekaligus mengamalkan dan mendakwahkannya.
Bilangan tahun
berlalu, sebagiannya telah terpisah kota. Tetapi tarbiyah itu telah menumbuhkan
mereka. Hampir semuanya kini telah menjadi imam masjid dan dai muda. Dan yang
masih bertahan di kota ini, kini ia menjadi Ustadz di sebuah sekolah Islam dan
memimpin sebuah organisasi pemuda.
Di antara makna
tarbiyah adalah tumbuh (rabaa – yarbuu) dan menumbuhkan (rabba -
yurabbii). Tarbiyah kita berhasil manakala kita tumbuh menjadi pribadi
muslim dan dai. Tarbiyah kita sukses manakala mampu menumbuhkan dan
mengembangkan diri menjadi lebih baik daripada masa-masa sebelumnya.
Pertumbuhan ini
bukan hanya tanggung jawab pembina. Tetapi tanggung jawab kita semua. Karenanya
kita juga mengenal tarbiyah dzatiyah. Masing-masing anggota perlu
mengembangkan diri secara mandiri di luar pertemuan pekanan.
Selain pertumbuhan
keshalihan pribadi, tarbiyah juga harus bisa mengispirasi anggotanya untuk
menumbuhkan potensi dan kontribusi. Antara lain melalui pendidikan dan profesi.
Kembali ke kelompok tadi. Lebih dari separuh anggota kelompok kini sedang atau telah
menyelesaikan jenjang pendidikan lebih tinggi.
Ada yang sudah
lulus S2 dan kini menjadi dosen di luar kota. Dua orang sedang melanjutkan S2. Satu
orang sedang kuliah profesi. Satu orang yang tadinya SMA kini sedang dalam
proses meraih gelar sarjana. Ada pula satu orang yang sebenarnya sudah sarjana
perikanan kini kuliah lagi mengambil jurusan akuntansi.
“Sebenarnya saya
tidak suka perikanan. Hanya saja, dulu direkomendasikan itu oleh LBB agar bisa
masuk PTN. Kini saya ingin belajar ilmu yang benar-benar saya sukai dan semoga
nantinya juga menjalani profesi yang saya sukai,” kata dia tadi malam, dalam
perjalanan pulang dari pertemuan pekanan.
Untuk bertumbuh,
kita tidak harus kuliah lagi. Yang paling penting adalah merancang dan
mengeksekusi program tarbiyah yang membuat kita terus belajar dan mengembangkan
diri. Mulai dari pertumbuhan ruhiyah, pertumbuhan tsaqafah, hingga pertumbuhan kontribusi
dakwah. Dengan pertumbuhan ini, tarbiyah kita akan menjadi lebih bergairah serta
terhindar dari kebosanan dan stagnasi. []
Penulis: Muchlisin, S.Pd., M.Pd.
Ketua Bidang Kaderisasi DPD PKS Kabupaten
Gresik
0 Komentar