Sekelumit Muhasabah Atas Struktur dan Tarbiyah 22 Tahun PKS



Oleh: Aus Hidayat Nur

Anggota DPR RI Komisi II Fraksi PKS


Sang waktu rutin mengantarkan kita untuk bertemu tanggal-tanggal bersejarah dalam hidup. Dan itu adalah titik pijak untuk kita berkontemplasi atau muhasabah, mengoreksi yang salah, dan merancang kebaikan di lanjutan waktu berikutnya.

Pada satuan tahun, manusia rutin dipertemukan dengan momen milad. Juga yang dialami oleh Partai Keadilan Sejahtera, entitas politik yang didirikan pada 20 April 2002, yang kini telah genap berusia 22 tahun.

Milad PKS merupakan momentum yang sangat baik untuk melakukan  muhasabah dan introspeksi tentang cita-citanya sebagai gerakan dakwah yaitu menjadi pelopor dalam mewujudkan Islam yang rahmatan Lil Alamin. Karena sejak awal bertekad untuk berkiprah di dunia politik, maka pertanyaan awal yang diajukan adalah apa bentuk perbaikan politik di Indonesia ini yang telah dirasakan masyarakat?

Kehadiran PKS setelah kegagalan PK menembus DPRRI di tahun 1999 sehingga kita – para aktivis dakwah yang tergabung dalam partai itu – melakukan Itsbatul Wujud (pengokohan eksistensi). Alih-alih menyerah dan bubar karena tersandung electoral treshold, kita malah bangkit menyusun kekuatan yang tersisa (yang sebenarnya malah bertambah kuat).

Kerja keras para aktivis dakwah dalam membangun kekuatan partai dimulai dengan membangun PKS sebagai partai baru dengan semangat yang luar biasa. Alhamdulillah Allah memperkenankan PKS naik 6 kali lipat atau 600 % suaranya di Pemilu 2004. Upaya kita saat itu adalah memenuhi  seluruh struktur; membentuk DPW di Seluruh Propinsi, membentuk DPD di setiap Kabupaten Kota, membangun DPC di setiap Kecamatan sampai ke pelosok-pelosok bumi pertiwi.

Pembentukan struktur ini hingga kini belum selesai 100% padahal pekerjaan inilah yang akan membangun pos-pos tarbiyah yang kokoh di seluruh Indonesia. Namun yang lebih penting lagi adalah terjaminnya keberadaan para penggerak di tiap struktur yang telah terbentuk beserta aktivitasnya, sehingga tak sekedar plang nama formalitas tanpa isi.

Salah satu kegiatan yang dituntut ada dan selaras sebagai identitas partai dakwah adalah pembinaan untuk kader secara pribadi, kemudian keluarga, dan berlanjut kepada masyarakat. Dan tidak ada yang lebih efektif dalam melakukan tarbiyah jamahiriyah (pendidikan publik) dan pembangunan ro'yul aam islami (opini umum yang Islami) selain dakwah kultural yang diselenggarakan partai.

Gerak PKS tidak bermaksud untuk merusak harmonisasi umat Islam. Partai ini tidak membawa mazhab baru dalam fiqih di Indonesia. Namun hanya membawa ruh baru dalam perjuangan politik Islam di Indonesia dengan semangat merekat seluruh potensi bangsa.

Setelah usianya yang 22 tahun, selayaknya PKS introspeksi pada pembangunan struktur tarbiyah dan pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan generasi milenial dan generasi baru mereka.

Sudah saatnya PKS mempersiapkan pembinaan yang lebih intensif bagi generasi muda bangsa, untuk meraih kemenangan dalam Pemilu 2029 dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimilikinya.

PKS  harus meningkatkan kerjasama dengan seluruh komponen bangsa terutama Ummat Islam untuk menunjukkan jatidirinya sebagai Partai Dakwah yang membawa missi Rahmatan lil Alamin.

Posting Komentar

0 Komentar