Sangat beralasan jika dikatakan PKS adalah Partai Kita Semua. PKS menjadi rumah besar bagi para anak bangsa yang memiliki tekad serius untuk menghadirkan perubahan bagi negeri ini. Tidak terkecuali Dr. Lusia Mangiwa yang siap berjuang bersama PKS di pemilu legislatif mendatang sebagai Caleg DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dari Dapil 11 yang meliputi Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Kota Palopo.
Ibu dari tiga anak ini memiliki track record panjang mengabdi di Kementerian Sosial RI. Karir sebagai ASN beliau dimulai sejak tahun 1985 sebagai Staf Bidang Kepegawaian dan Keuangan di Kanwil Depsos RI Provinsi Sulawesi Tengah. Masa Jabatan Dr. Lusia Mangiwa berakhir pada tahun 2021 sebagai Pejabat Fungsional Pekerja Sosial Tingkat Madya di Kementerian Sosial RI. Atas dedikasinya, Dr. Lusia Mangiwa mendapat sederet penghargaan. Di antaranya:
1. Penganugerahan Tanda Kehormatan “Satya Lencana Karya Satya” X Tahun oleh Kementerian Sosial RI (2002.
2. Pemberian Penghargaan dalam Mengikuti Konferensi Asia Pasifik 21 Negara di Jepang oleh Asian and Pacific Association for Social Work Education (2011).
3. Penganugerahan Tanda Kehormatan “Satya Lencana Karya Satya“XXX Tahun oleh Kementerian Sekretariat Negara (2018).
Di bidang keorganisasian, Dr. Lusia Mangiwa tercatat sebagai Ketua Bidang Wanita di Forum Komunikasi Keluarga Besar FKPPI Tingkat Pusat. Selain itu beliau juga bagian dari Keluarga Besar Putra Putri Polri Tingkat Pusat.
Berbekal pengalaman panjang, latar belakang pendidikan - Doktor alumni Universitas Indonesia(UI), keorganisasian, dll, Dr. Lusia Mangiwa sudah mempersiapkan sederet “amunisi” jika kelak terpilih sebagai Anggota Legislatif. Ada beragam program yang dipersiapkan. Saya ambil satu contoh insight beliau menarik plus memiliki pijakan akademik yakni:
Lusia Mangiwa saat wisuda doktoral di Universitas Indonesia |
“Melakukan dan menyusun rumusan kebijakan strategi pengentasan kemiskinan yang diarahkan pada mengikis nilai-nilai budaya yang negatif seperti apatis, apolitis, fatalistik, merasa tidak berdaya, dan lain-lain. Hal ini adalah kemiskinan structural yang turun temurun, sangat sulit diatasi karena dampak dari perilaku manja masyarakat yang hanya mengharapkan bantuan. Hal ini seturut dengan “Teori Oscar Lewis tentang Culture of Poverty" sebagai konsep untuk melihat eksistensi budaya kemiskinan di Indonesia. Lewis memahami budaya kemiskinan sebagai suatu subkebudayaan yang diwarisi dari generasi ke generasi artinya turun temurun (structural)...”
Lalu apa yang mendorong sosok yang juga merupakan anggota Kerukunan Keluarga Toraja ini untuk melabuhkan pilihannya pada PKS? Seperti diketahui bersama, PKS merupakan salah satu partai politik yang bercorak Islam. Sementara, Ibu Dr. Lusia Mangiwa sendiri memeluk agama Kristen Protestan. Berikut pandangan beliau:
1. PKS konsisten dalam berpolitik peduli masyarakat tingkat akar rumput dan komitmen dalam mengusung programnya.
2. Para petingginya ramah tanpa memandang anggotanya dari mana saja semua welcome dan hal ini yang memberi kesan pertama kepada saya saat berkunjung ke kantor pusat.
3. Anggota dan konstituennya militan.
4. Selalu mengutamakan kebersamaan dan keberagaman serta menanamkan nilai-nilai kebangsaan terutama 4 Pilar:
a. Pancasila sebagai landasan ideologi bangsa.
b. UUD 1945 sebagai landasan konstitusional Bangsa Indonesia.
c. Bhineka Tunggal Ika dimana menghargai keberagaman tanpa melihat suku, ras dan agama.
d. NKRI Harga Mati itu pasti.
Luar biasa! Selamat berjuang bersama PKS Ibu Dr. Lusia Mangiwa! Semoga sukses menjalankan misi perubahan untuk Indonesia yang bermartabat!
~
Azwar Tahir
Reli PKS Sulsel
0 Komentar