Yeni Rahman adalah politisi asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bungsu dari lima belas bersaudara ini lahir di Ujung Pandang, 24 Januari 1977. Ia terpilih sebagai anggota legislatif DPRD Kota Makassar periode 2019-2024, dari Daerah Pemilihan V yang meliputi Kecamatan Mamajang, Kecamatan Mariso, dan Kecamatan Tamalate.
Pada periode ini merupakan yang
kedua kalinya dia terpilih sebagai anggota dewan legislatif. Pada periode
2019-2024 ini, Yeni Rahman mengantongi 2.463 suara. Saat ini Yeni Rahman
bertugas sebagai anggota Komisi D DPRD Kota Makassar Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Di Alat Kelengkapan Dewan (AKD), bertugas di Badan Anggaran DPRD Kota Makassar.
Putri dari pasangan Bapak Rahman
dan Ibu Mimi ini menamatkan pendidikan dasarnya di SD Negeri Inpres Mariso 1 Makassar
(1983-1989) dan SMP Negeri 1 Makassar (1989-1992). Setelah itu ia melanjutkan
di SMA Negeri 3 Makassar (1992-1995). Gelar S1 diraihnya setelah menamatkan
pendidikan di Universitas Hasanudin FMIPA Biologi (1997-2004), dan mengambil
Akta 4 di FKIP Universitas Muhammadiyah (2005-2006).
Ibu empat anak ini berpengalaman
di banyak lembaga pendidikan, antara lain Guru sukarela PAI SDN Rajawali (2004-2010),
Guru PAI Metro School (2005-2007), Wakasek Kesiswaan dan Wali Kelas MITQ Azhar
Center (2005-2014), Kepsek MTS MITQ Azhar Center dan Guru Biologi (2011-2012).
Perempuan yang dipercaya sebagai
Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD ini juga aktif berorganisasi dan mengampu jabatan
keorganisasian, seperti Sekretaris Umum Remaja Masjid Nahdatussa’adah
(1994-1996), Bendahara TK TPA Nahdatussa’adah (1997-1999), Ketua Divisi Kerohanian
Fosimabi Biologi Unhas (2008-2009), Ketua Bidang Pendidikan SSC KAMMI SulSel
(2000-2004), Wakil Ketua BKMT Mariso (2017-sekarang), Ketua DPC PKS Mariso
(2004-2014), Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) PKS Sulawesi
Selatan.
Yeni Rahman dikenal sebagai sosok
inspirasi penggerak perubahan lorong.
Dia aktif mendorong warga sekitar untuk memberdayakan lingkungannya sehingga
tercapai kemandirian ekonomi dan perbaikan taraf hidup. Dan yang penting, sosok
inspirasi itu tidak tinggal di luar, tapi berkumpulah bersama-sama dengan
masyarakat, rumahnya di dalam lorong 13, Jl Rajawali 1, Kota Makassar.
Bagi politisi PKS yang menjabat
dua periode ini, boleh jadi memilih tempat tinggal baru bukan perkara sulit,
namun itu tidak dilakukannya. “Saya tidak akan meninggalkan karena lahir dan
besar di Kecamatan Mariso, disini kami semua keluarga. Kalau bukan kami yang
perhatikan, tidak mungkin orang lain,” ucapnya.
Sudah Terbukti, Sudah Teruji
Atas panggilan hati itulah, Yeni
hingga kini konsisten memperjuangkan kebaikan bagi warga yang ada di
lorong-lorong (gang-gang kecil) Makassar. Mulai dari memberikan pendidikan mengaji bagi anak warga
lorong, pelatihan memasak dan kerajinan bagi ibu-ibunya melalui program Sekolah
Ibu, menata dengan menghijaukan dan membuat penerangan, mengawal perapian
jalan, menolak penamaan lorong oleh Pemkot yang berbau asing, menjadikan aman
dengan pemasangan CCTV, hingga menggelar Lorong Award.
Kiprahnya memajukan warga lorong, cukup terfasilitasi melalui tugasnya di Komisi C yang bersentuhan
langsung dengan bidang kesejahteraan rakyat. Karenanya, kiprah Yeni di
parlemen, efektif mengawal implementasi Perda yang mengatur kesejahteraan rakyat,
anggaran, serta pengawasannya. Di media, tercatat dia kerap menyoroti kinerja
Dinas Pendidikan dalam pemerataan akses pendidikan, Dinas Kesehatan dalam
peningkatan mutu layanan, Dinas Sosial seputar kerja mengatasi kemiskinan dan
anak jalanan, hingga Dinas Pemberdayaan Perempuan soal dukungan peran
perempuan.
Terkait dengan pendidikan di
Makassar, Yeni meminta Pemkot fokus membuka akses luas bagi pendidikan
khususnya anak-anak lorong. Hal ini mengingat data Dinas terkait menyebut ada
1770 anak di kawasan lorong wisata tidak sekolah karena masalah ekonomi. Data
itu hasil rekapitulasi tim Laskar Pelangi yang menyisir 14 kecamatan. Ke Dinas
Kesehatan, sangat concern agar Pemkot meningkatkan layanan RSUD Daya Makassar,
dengan menambah fasilitas dan puskes yang setara layanan RSUD, memperjuangkan warga yang tidak punya BPJS tetap bisa
terlayani, meminta Dinas mensosialisasikan lebih luas program Home Visit, serta
menjamin insentif para Nakes.
Pengawasan Yeni terhadap cara
Pemkot atasi kesehatan sama urgentnya pada kemiskinan dan anak jalanan (anjal).
Dia kerap menyoroti data kemiskinan Kota Makassar yang sering tidak akurat,
sehingga berdampak pada tidak efektifnya program penanggulangan seperti Bansos,
lemahnya penegakan sanksi terhadap Anjal
dan pemberinya dan tidak beri solusi konkret seperti belum dibangun penampungan
anjal.
Untuk mendukung pemuda, Yeni
efektif memperjuangkan agar mereka aktif menjadi agen perubahan, seperti
membuat wadah Ruang Ekspresi, memfasilitasi pemuda lorong agar jadi petani
milenial, mendukung Pemkot mensukseskan 1000 wirausaha pemuda lorong, dan menjadi
dewan kehormatan organisasi kepemudaan.
Dalam merealisasi fungsi
pengawasannya terhadap pelaksanaan pembangunan, dia aktif mengingatkan Dinas PU
untuk menggenjot kinerjanya proyek jalan dan drainase, mengingat hingga
triwulan III 2022, tidak ada pengerjaan fisik. Padahal direncanakan ada 11 paket
jalan dan 48 paket drainase. Total anggaran Rp128 miliar. Termasuk dia mendesak
Pemkot bangun kantor Kelurahan di Kunjung Mae, Kecamatan Mariso dan Kelurahan Bonto
Lebang, Kecamatan Mamajang.
Selain kiprahnya di atas, Yeni
tercatat menaruh perhatian pada isu-isu lain seperti efisiensi tenaga honorer
di lingkungan Pemkot, penanganan Pemkot pada sampah, limbah, dan banjir,
menjadi Pansus Ranperda Perlindungan Guru, rutin melakukan sosialisasi Perda,
kunjungan dapil, dan reses ke masyarakat.
0 Komentar