1. Memiliki Cita-cita yang Tinggi dan Besar
Sudah banyak contohnya orang biasa menjadi luar biasa, orang miskin menjadi kaya raya, orang desa menjadi pemimpin dunia, dan orang yang tidak sekolah tinggi mampu mengelola usaha dan bisnis. Pokoknya, tak terduga, tak dinyana, tak diprediksi, mereka ternyata bisa. Kata kuncinya adalah di batin mereka punya cita-cita.
Cita-cita adalah doa, doa dengan iman tanpa tabir. Doa pasti dikabulkan, itu janji Allah yang tak terbantahkan. Jikalau itu menjadi tugas dan amanah, lebur lah tugas dan amanah itu menjadi cita-cita dengan sumber daya yang ada dan terbatas. Jika kita sungguh-sungguh, sangat mudah bagi Allah untuk mewujudkannya. Jadi, apa cita-cita besar dan tinggi anda?
2. Semangat yang Membara
Orang yang bersemangat itu punya kemauan yang kuat, punya iradah yang didorong oleh cita-cita yang besar dan tinggi. Saya sering menyaksikan bahwa yang lemah menang sama yang kuat, yang kecil menang sama yang besar, seperti kisah Daud dan Goliath, sebagai pelajaran.
Semangat adalah energi tak terbatas, sangat dahsyat. Sumber energinya adalah hati kecil dan sanubari. Kekuatannya seperti bom atom, bisa meluluh lantakan siapa saja yang menghalanginya, seperti kebo doblang akan menyeruduk siapa saja yang menghalangi dan menghambat. Semangat itu tertuang dalam jiwa, sabar dan ulet, tak tergoyahkan. Bismillah, semangat, kita bisa. Kebo doblang, pejuang sejati, terkadang lahir di tengah ketidakberdayaan dan diremehkan.
3. Berkeyakinan Penuh
Berkeyakinan penuh artinya full 100%, yaitu penuh tanpa keraguan bahkan nol koma pun. Banyak bisikan yang akan terus menyusup dalam relung hati kita, menggoyahkan keyakinan kita. Lunturnya sedikit keyakinan kita akan menggoyahkan ihtiar kita, menggerus semangat kita, bahkan bisa memusnahkan cita-cita kita.
Tatkala kita ditunjuk, diberikan amanah, diterima, langkah selanjutnya adalah yakin bahwa kita bisa menang.
4. Sinergi dan Kolaborasi
Sinergi itu gabungan energi yang bisa kolaborasi, melebur, menyatu, bersenyawa, bukan bersetubuh. Bersenyawa itu dengan jiwa, dengan cinta, dengan kehendak yang baik, menembus ruang dan waktu, bisa lama dan langgeng. Bersetubuh hanya fisik semata, jangka pendek, pemuas nafsu belaka, otak reptil, makan karena umpan.
Tidak ada keberhasilan, tidak ada kesuksesan, tidak ada kemenangan tanpa sinergi dan kolaborasi. Akses semua sumber daya internal dan eksternal, seperti kader, struktur, mantan caleg, organisasi pemuda, organisasi massa, mantan caleg dari partai lain, dan sebagainya. Bahasa kita berjamaah, merajut simpul-simpul perjuangan yang memiliki tujuan, prinsip, dan cita-cita yang sama, yaitu Indonesia adil dan sejahtera.
5. Bertahap
Tidak ada hasil yang memuaskan dan membahagiakan dengan cara instan. Hanya orang yang memiliki cita-cita yang memahami hal ini. Anak kita juga tumbuh besar dan pintar secara bertahap. Kesuksesan kita pun kita tempuh dengan cara bertahap. Apalagi jika bicara tentang kemenangan dalam perjuangan dan dakwah. Kuncinya adalah kesabaran, komitmen terhadap tujuan dan big goal.
Mengapa pendahulu bisa menang pada tahun 2004 dari 6 kursi menjadi 45 kursi? Karena mereka membangun basis sosial dan ekonomi secara bertahap. Buahnya adalah kemenangan politik. Tidak ada buah tanpa kembang atau bunga. Kita berkembang karena ada cabang dan ranting, dan pohon ada karena kita menanam.
Menanam dengan pemahaman bahwa kesuksesan dan kemenangan itu melalui proses dan tahapan. Tidak ada kata gagal jika kita tidak pernah berhenti berjuang dan berusaha. Allohu Akbar.
6. Berkesimbangan
Seringkali kita diadu dan dibenturkan antara dunia dan akhirat, internal dan eksternal, dulu dan nanti, keluarga atau kerjaan, dan probadi atau jamaah. Intinya, kita tidak boleh terjebak dalam "tyranny of or" (atau), melainkan kita harus menjadi "genius of and" (dan). Untuk menang, kita harus melibatkan semua sumber daya baik internal maupun eksternal. Semua tujuan tercapai, baik kebaikan dunia maupun akhirat, menang secara politik dan sosial ekonomi, serta menyelesaikan semua tugas, syaratnya adalah seimbang, berpadu, dan dipadankan.
7. Komprehensif
Memandang tidak hanya dari satu sudut, tapi banyak sudut, menyeluruh, dan meluas. Begitu juga dalam bekerja untuk mencapai tujuan, kesuksesan, dan kemenangan. Tidak mungkin hanya satu sisi, melainkan harus melibatkan banyak sisi. Melibatkan banyak pihak, banyak jaringan, banyak jalur, dan banyak cara. Komprehensif artinya meliputi banyak hal, pandangan dari atas (helikopter view), banyak yang dibaca, banyak yang dilihat, banyak yang didengar supaya lengkap dalam membuat rencana dan strategi. Intinya, jangan membatasi diri. Begitulah Kyai Hasan mengajarkan kita.
8. Berkesinambungan
Ada estafet, ada kelanjutan, bersambung terus-menerus. Ada yang memulai, ada yang melanjutkan. Ada yang menanam, ada yang merawat, ada yang menjaga, ada yang memanen. Ada yang merintis, ada yang menumbuhkan, ada yang mengembangkan, ada yang menaikkan, ada yang meluaskan. Ada legacy, ada warisan yang ditinggalkan.
Karena hidup kita meninggalkan kenangan, kenangan kebaikan, amal baik. Gerakan perjuangan membutuhkan kesinambungan. Jangan menganggap remeh ihtiar kita sekecil apapun. Selalu ada jejak kebaikan yang menjadi ladang amal kebaikan. Jika tidak menang hari ini, mungkin esok, mungkin suatu hari. Tidak ada yang sia-sia atas segala upaya kita. Niat kita tidak berubah, kokoh, komitmen, loyalitas, tegak lurus pada garis perjuangan.
Allah, Rasul, dan orang-orang beriman akan melihat amal kita. Bintang itu bersinar tanpa dipaksa, orang akan melihatnya. Banyak beristighfar, banyak memohon ampunan Allah SWT, meluruskan niat, memantapkan hati. Bahasa kita adalah istimroriyah.
By Iwan Susanto, bukan caleg, bukan pengurus, hanya kader biasa yang rindu kemenangan.
0 Komentar