Sang Guru yang Telah Lama Pergi



Pertama kali bertemu beliau di kantor DPW PKS Kalimantan Timur yang juga biasanya barengan dengan kantor DPD PKS Samarinda,  saat itu sekitar tahun 2002 atau tahun 2003 dalam agenda Daurah Murobbi. 


Pertama kali dan terakhir kali bertemu juga, karena setelahnya, saya hanya mendengar kisah dan perjuangan beliau. Saya salah satu peserta kegiatan itu dan saat itu masih kuliah semester pertengahan atau menjelang akhir perkuliahan. Sosok beliau terekam jelas, bagaimana beliau menyampaikan materi saat itu dan suara beliau  juga lembut. Maasya Allah. Saya terkesan dengan beliau dan baru tahu beberapa waktu jika beliau adalah salah seorang anggota DPRD Samarinda pada masanya. 


Dalam agenda pekanan kala itu, nama dan kiprah beliau pernah diceritakan oleh salah seorang pembina saya dahulu. Saya memang tidak pernah berinteraksi secara intens dengan beliau, tetapi sepertinya kedekatannya pada Allah yang kuat hingga saat pertama kali dan merupakan pertemuan terakhir dengan beliau itu menjadi kesan tersendiri buat saya yang belum lama mengenal Partai Keadilan hingga berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera ini. Tentang kesederhanaan beliau yang anggota dewan, tapi masih tinggal di rumah kontrakan. Tentang kegigihannya menjaga diri sebagai anggota dewan saat itu, yang harus hati-hati ketika menginap di hotel, menjaga diri dari jebakan-jebakan maksiat yang menanti. Merinding. 


Ya, anggota dewan PKS seperti yang saya ketahui bukanlah orang sembarangan namun bukan juga malaikat. Mereka hanya manusia biasa yang selalu berusaha menjaga kebersihan jalan perjuangan yang diperjuangkan untuk kebaikan masyarakat, umat, dan bangsa. Ibadah mereka harus tidak biasa seperti kami yang hanya anggota biasa saja, karena tarikan dunia yang begitu kuat maka pegangan kuatnya adalah kepada Allah. 


Barulah saya mengetahui sedikit kisah bahwa beliau adalah seorang pelopor jalan dakwah di Kalimantan Timur saat diriku belum mengenal jalan ini. Maasya Allah. Hingga di suatu waktu ada kabar bahwa beliau sakit stroke dan wafat.


Tentu saja, ketika saya menuliskan kisah ini, setiap anggota PKS yang pernah berinteraksi dan menjadi murid beliau atau bahkan belum pernah bertemu, pasti mengetahui siapa nama di balik kisah ini. Beliau memang sudah lama pergi dari dunia ini dan bertemu dengan Sang Maha Cinta, tetapi jejak-jejak perjuangannya ada di sini, di Kalimantan Timur. Sang guru yang lembut, dan penuh dedikasi dalam dakwah. 


Saya bangga pernah bertemu beliau walaupun hanya sekali dan untuk terakhir kali serta menjadi alumni Daurah Murobbi saat itu. 

Jazaakumullah khoiron katsiro, Guru. Allaahu Yarham, Ustadz Nurhuda Trisula. 

Saya senang bisa berada dalam barisan ini dengan diri ini yang banyak kekurangmampuan mewarisi perjuanganmu. 


Selamat Milad PKS ke-23 tahun. 

Kokoh Melayani Konsisten Mengabdi


Kalimantan Timur, 21 April 2025


Santi Sahabudin 

Posting Komentar

0 Komentar