Oleh: R. Irwan Waji
Masih terkenang dengan pernyataan bung Rocky Gerung ketika ditanya oleh seorang wartawan senior tentang kenapa beliau terkesan selalu membela ummat Islam ketika disudutkan oleh berbagai isu dan stigma. Kata beliau, "satu-satunya agama yang memiliki konsep paling lengkap sekaligus memiliki potensi yang sangat besar untuk menghadirkan keadilan sosial hanyalah Islam."
"Dengan alasan apa anda mem'bully ummat Islam, mengkhawatirkan ummat Islam dan phobia kepada ajaran Islam?"
"Padahal dalam tata berkeyakinan mereka (ummat Islam) mensejajarkan antara ketaatannya kepada Tuhan dengan kewajiban mereka untuk menghadirkan kedamaian, keteraturan serta kesejahteraan sosial," kata bung Rocky.
Salah satu di antara doktrin dalam ajaran Islam yang mengaitkan masalah keimanan dan peran sosial adalah soal harta. "Harta kekayaanmu ada bagian (hak) untuk orang lain." Imbuh bung Rocky.
Selain itu, Abu Hurairah pernah meriwayatkan sabda Rasulullah ï·º dalam sebuah hadits yang sangat terkenal. Hadits ini dikenal sebagai sebuah doktrin sosiologi Islam yang sangat mengagumkan.
"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya" (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits ini seseorang dianggap belum sempurna imannya jika belum mampu menghadirkan sebuah sikap dan kontribusi sosial dalam kehidupannya. Menata percakapan dan pola berkomunikasi verbalnya, memuliakan tamu dan tetangga semuanya tertuju dan dialamatkan kepada orang lain yang berinteraksi dengan kita atau berada di lingkungan kita, baik yang dekat maupun yang jauh.
Sebuah doktrin teologi yang bertransformasi menjadi doktrin sosiologi, bahwa salah satu tanggung jawab utama seorang Muslim adalah menghadirkan kemaslahatan sosial yang dimulai dari pembangunan karakter berkomunikasi dan menciptakan sebuah bentuk kekerabatan sosial di lingkungan terdekatnya.
Kita bisa membayangkan betapa dahsyatnya kemenangan itu ketika para anggota dan kader PKS mampu mengelola kehidupan pribadi, keluarga dan lingkungan terdekatnya dengan menjadikan semua itu sebagai ritual keagamaan dalam wujud yang lain yaitu pemeliharaan dan penjagaan kepada makhluk sosial-Nya.
Bahkan seorang pernah diberitakan dalam sebuah hadits yang dimasukkan ke dalam surga bukan karena menolong manusia sekampung tetapi hanya menolong seekor anjing yang kehausan. Artinya, bahwa jika ada seorang Muslim yang mampu menghadirkan kemaslahatan dalam skala yang sangat kecil seolah tak bernilai itu saja sangat diapresiasi oleh Allah SWT apatalagi jika dalam skala masyarakat bahkan hingga negara.
Bahkan hadits tentang anjing kehausan ini salah seorang aktor utamaya adalah seorang perempuan yang pernah berkubang di dunia paling hitam tetapi Allah SWT menjadikannya sebagai manusia paling berprestasi bahkan setingkat dengan orang-orang yang paling shaleh yakni para Nabi, syuhada, orang jujur yang komitmen, kesemuanya telah mendapatkan jaminan masuk surga.
Dari sini kita bisa mengambil pelajaran Bahwa Allah SWT tidak saja hanya mau disembah secara vertikal tetapi juga secara horizontal. Dalam bahasa yang lain Al Imam Ar Razi ketika beliau mendefinisikan ibadah yaitu orang yang melakukan ketaatan kepada Allah SWT dan membangun dan menghadirkan kasih sayang kepada segenap makhluk-Nya.
Wallahu a'lam bish shawab.
Penulis adalah Kabid kaderisasi DPW PKS Sulawesi Selatan
0 Komentar