Antara Semut dan Gelar Mas Pangeran Abdi Wangsa



Oleh: Rausan Iki

Semut menjadi salah satu dari jutaan makhluk ciptaan Allah yang berukuran sangat kecil bila dibandingkan dengan manusia. Meskipun kecil, semut menjadi salah satu hewan yang tertulis di dalam Al Qur'an, yaitu Qur'an surah An-Naml (semut). Di ayat 18 dan 19 berbunyi, “Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia, dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkata lah seekor semut, “Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarang mu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedang mereka tidak menyadari. Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkan lah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai; dan masukan lah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang salih.”


Sungguh menarik, sifat semut yang digambarkan oleh Allah dalam peristiwa tersebut adalah sifat kepedulian dan selalu berprasangka baik. Sifat peduli yang membuat semut ingin melindungi kaumnya dari hal-hal yang berbahaya, dan sifat berbaik sangka semut kepada rombongan Nabi Sulaiman. Memberikan pengajaran kepada kita, bila semut saja mampu berbuat baik seperti itu, bagaimana dengan manusia yang menjadi ciptaan Allah yang menjadi pemimpin di muka bumi ini.


Kisah sifat semut ini juga yang diingatkan kembali oleh Habib Salim saat berkunjung ke Pontianak dalam program Dr. Salim menyapa Kalimantan Barat. Mengangkat kembali semangat untuk melayani rakyat dengan ikhlas hanya untuk Allah dan Rasulullah.


Dalam kunjungan ini pula, Dr. Salim mendapatkan sebuah gelar Kesultanan Kadariah Pontianak yang diberikan langsung oleh Sultan Syarif Machmud Melvin Alkadrie. Dr. Salim dinilai layak mendapat gelar Kesultanan tersebut karena menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Menariknya, gelar yang diberikan kepada Dr. Salim adalah Mas Pangeran Abdi Wangsa, yang memiliki makna tokoh yang menjadi pemimpin dan pelayan bagi masyarakatnya. Mengingatkan kembali tentang kisah semut yang sebelumnya beliau sampaikan.


Semoga kisah semut ini dapat menjadi pengingat dan nasihat bagi kita, karena seperti bunyi hadist arbain yang ketujuh, bahwa agama adalah nasihat. Nasihat sebagai wujud dari cinta dan kepedulian satu sama lain untuk menjadi lebih baik.




Iki. 071222.

Posting Komentar

0 Komentar