Yang Tidak Diharapkan Pedagang Sayur Keliling dari Para Pelanggannya



Siapa yang tidak pernah memasak untuk keperluan sehari-hari? Jika memilih masakan pesan-antar, satu sisi memberikan pemasukan bagi para pengemudi daring dan rumah makan yang ada. Meski harus menguras kocek lebih dari biasanya.


Nah, bagi yang setiap hari memasak sendiri makanannya, Pernahkah bertanya pada tukang sayur yang ada disekitar kita? Mengajak ngobrol, berdiskusi apa saja kesulitan yang mereka alami?


Ada sisi gelap. Ada kepedihan yang mereka alami dan tidak semua pembeli mengetahuinya. Apakah itu? 


Ada orang-orang yang hobi berhutang! 


Bayangkan seorang penjual sayur keliling yang untungnya sedikit masih juga berempati dengan memberikan utangan yang entah sampai kapan dibayarkan. Padahal orang yang mengutang itu secara penampilan, secara ekonomi jauh lebih wah dari tukang sayurnya. 


Mengingatkan kembali bahwa jual beli adalah aktivitas manusia untuk mencukupi keperluan hidupnya. 


Jangan sampai kita membiasakan sesuatu diluar kemampuan. Jangan terbawa nafsu mengikuti selera hidup. Perhatikanlah kemampuan kondisi keuangan. 


Seperti tertuang dalam ayat yang terpanjang dalam Al Qur'an terkait muamalah yang harus tercatat.


Mari kita bantu para penjual sayur dengan membayar tunai agar berputar roda perbelanjaan dengan sehat di tengah masa pandemi ini.


Ngomong-ngomong kabarnya Pemerintah berencana akan mengenakan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap sembako ya? ini sedang dan masuk ke RUU Ketentuan Umum Perpajakan, terus baru PKS saja yang tegas menolak?


Duh! makin repot ibu-ibu dan tukang sayur kalau begini caranya. Ayo PKS yang semangat ya! Partai yang lainnya bagaimana? Masa gak sayang sama rakyatnya?



Balikpapan, 10 Oktober 2021

Ina

Posting Komentar

0 Komentar