Oleh Ade Gunawan
Jika tidak ada janji hari kebangkitan dan kampung akhirat surga atau neraka yang kekal dan abadi. Apa ada manusia yang mau taat sepenuhnya kepada Allah Subhanahu wata'ala tanpa reserve.
Tanpa reserve memiliki arti yang lebih luas dari sekedar tanpa syarat atau tanpa pamrih.
Terdapat 11 arti 'tanpa reserve' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Tanpa Reserve yaitu; Sepenuhnya, Selengkapnya, Seutuhnya, Sebaik-baiknya, Sesudah-sudahnya, Absolut, Habis-habisan, Mutlak, Tanpa syarat, Total dan Telak.
Dari 11 arti tanpa reserve di atas, 'tanpa syarat' adalah yang tidak bisa dipenuhi manusia. Mungkin hanya malaikat saja yang mau taat kepada Allah tanpa reserve. Siap ditugaskan kapan saja, di mana saja. Ditugaskan di surga, di neraka, atau naik turun dari langit ke bumi pulang pergi selalu siap.
Jika tidak dalam selemah lemahnya situasi dan kondisi. Mungkin tidak ada manusia yang mau taat kepada Allah tanpa reserve. Contoh ketika Firaun meregang nyawa hampir tenggelam di Laut Merah, baru menyatakan keimanannya.
“Sehingga ketika Fir'aun hampir tenggelam dia berkata: "Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku Termasuk orang-orang muslim (berserah diri)" (QS. Yunus:90).
Atau ketika pasca bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki tanggal 9 Aguatus 1945 oleh Amerika Serikat. Jepang hancur lebur, porak poranda. Maka pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyatakan kalah perang dan menyerah total.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu dan mengakui Deklarasi Postdam. Begitulah nasib Jepang dalam Perang Asia Timur Raya berakhir dengan sangat tragis.
Itulah dua contoh, orang dan negara yang dahulu sangat kuat. Dalam kondisi terjepit dan tidak berdaya, baru mengakui kelemahan dan kekalahannya. Dan menyatakan ketaatannya secara totalitas tanpa syarat.
Menengok ke asal muasal kita diciptakan. Ketika Roh hendak dititipkan di janin usia 4 bulan dalam kandungan seorang ibu. Terjadi dialog yang cukup panjang dan mendalam, antara Tuhan dengan roh manusia.
"Dan (Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan turunan anak Adam dari tulang punggungnya dan Tuhan mengambil kesaksian dari mereka sendiri, firmanNya ”Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka (roh manusia menjawab: ”Benar! Kami telah menyaksikan”. Nanti di hari Qiamat agar kamu tidak mengatakan: bahwa, ”kami lalai terhadap hal ini. (QS. Al-A’raf 172).
Sebelum ruh benar benar turun ke bumi. Roh mengajukan satu permintaan kepada Tuhan. "Yaa Allah, saya roh berasal dari tempat yang terbaik (surga), saya mohon dikembalikan ke tempat semula. Dan Allah Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang menyanggupi permintaan ruh tersebut.
Mengapa roh mengajukan syarat demikian. Karena roh mengetahui betapa beratnya kehidupan nanti di dunia. Pertama kepada siapa dia akan dititipkan. Bagaimana latar belakang kedua orang tuanya, bagaimana nanti mereka merawat, menjaga dan mendidiknya.
Bagaimana nanti mengatasi kelemahan dari dalam diri sendiri. Dan dari sifat sifat buruk manusia, sebagai tempatnya salah dan lupa. Bagaimana mengatasi ujian dan cobaan dari luar dirinya. Demikian pertanyaan pertanyaan yang menghantui pikiran ruh, sebelum diturunkan kedunia.
Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah tidak mungkin mengingkari janjinya kepada ruh. Allah akan mengembalikan ruh ke tempat yang terbaik. kecuali ruh itu sendiri yang ingin pindah ke tempat yang lain.
Rasulullah pun ikut memberi jaminan umatnya akan masuk surga semua. Kecuali yang tidak mau.
"Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Beliau bersabda, "Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga". (HR Bukhari).
Manusia sebagai tempat salah dan lupa, Allah telah nembuka pintu ampunan yang seluas langit dan bumi.
َ ÙƒُÙ„ُّ ابْÙ†ِ آدَÙ…َ Ø®َØ·َّاءٌ ÙˆَØ®َÙŠْرُ الْØ®َØ·َّائِينَ التَّÙˆَّابُونَ
Setiap anak Adam pernah berbuat salah dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertobat dari kesalahannya.
(HR. At Tirmidzi no. 2499, Hasan)
Jadi tidak ada alasan ruh untuk ragu dan bimbang dengan janji Allah Subhanahu wata'ala.
"Sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi).
Maha Suci Allah, selain pintu ampunannya yang luas, seluas langit dan bumi. Allah Subhanahuwata'ala memberikan kemurahan pahala berlipat ganda bagi hambanya yang beramal shaleh. Sekali lagi sebagai bukti kesungguhan Allah menepati janjiNya mengembalikan ruh ketempat yang terbaik.
Sebagaimana Allah Subhanahu wata'ala berfirman yang artinya: "Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (sedekah) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrahNya) lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Baqoroh: 261).
0 Komentar