Oleh, Salmah Murad
Kota indah Istanbul ini awalnya bernama Bizantium sekitar tahun 660 SM. Kota ini berkembang sehingga menjadi salah satu kota terpenting dalam sejarah. Setelah pendiriannya kembali dengan nama konstantinopel pada tahun 330 M, kota ini berfungsi sebagai ibu kota kekaisaran Romawi dan Bizantium selama hampir 16 abad. Hingga pada tahun 1453 Muhammad Al Fatih bersama kaum muslimin menaklukkan Konstantinopel dan mengubah namanya menjadi istanbul yang artinya kota islam dan sekaligus menjadi ibukota kerajaan Ottoman. Harapan dan impian umat Islam untuk menundukkan Bizantium yang telah dirintis sejak 664 M akhirnya tercapai. Kemenangan yang tertunda selama 800 tahun itu akhirnya tiba juga.
Istanbul terletak di Turki barat laut didalam wilayah kawasan marmara dengan luas wilayah keseluruhan 5.343 kilometer persegi. Negara ini terletak di pertemuan dua benua, Asia dan Eropa ini menyimpan jejak-jejak peradaban masa lalu. Istanbul merupakan salah satu kota yang paling padat penduduknya di dunia dan merupakan kota terbesar di Eropa dengan jumlah populasi sekitar 14 juta penduduk. Terletak di tepi Selat Bosphorus menjadikan Istanbul sebagai kota strategis baik untuk perdagangan maupun politik. Ada banyak sekali monumen berdiri di kota ini, yang merupakan peninggalan tiga kekaisaran besar Romawi, Bizantium dan Ottoman.
Keindahan Istanbul tidak hanya memikat pemimpin-pemimpin dunia untuk menguasainya. Hingga Napoleon Bona Parte pun ikut terpikat dengan keindahan istanbul dengan kalimatnya “ If the whole world was a country, Istanbul would be its capital” Jika dunia ini adalah sebuah negara, maka Istanbul ibu kotanya. Pernyataan Napoleon ini menjadi stimulus bagi banyak orang hingga menjadikan Istanbul sebagai salah satu kota yang menjadi impian banyak orang. Termasuk saya. Alhamdulillah, dengan izin Allah saya bisa mengunjungi kota sejarah Istanbul ini pada tahun 2019.
Banyak situs bersejarah peninggalan kekaisaran Romawi, Bizantium dan ottoman yang masih terawat dengan baik. Sehingga Istanbul ditetapkan sebagai Word Heritage Site oleh UNESCO. Tempat-tempat bersejarah tersebut seperti Blue Mosque (Mesjid Sultan Ahmet), Museum Haghia Sophia yang saat ini sudah diresmikan menjadi mesjid oleh Presiden Erdogan, Topkapi Palace, Hipodrome dan Basilica (waduk bawah tanah yang pernah memasok air ke istana Topkapi untuk kesultanan Usmaniyah samai tahun 1853. Semua tempat bersejarah ini letaknya berdekatan dan berada dalam satu kawasan.
Daya pikat Istanbul ini selalu mempesona para turis dari manca negara. Diantara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia adalah penyumbang wisatawan terbesar di Turki yaitu sebesar 85.000 wisatawan Indonesia yang mengunjungi Turki pada tahun 2017. Dan selama tahun 2019 Turki menyambut 43 juta wisatawan dari berbagai belahan dunia. Bagi kamu yang belum pernah ke Istanbul, segera rencanakan perjalananmu. Dan nikmati keindahan Istanbul yang akan membuatmu jatuh cinta kepadanya dan mendorongmu untuk kembali datang mengunjunginya.
Penulis adalah Ketua Deputi Kajian Perempuan, Anak dan Keluarga BPKK DPW PKS Riau
0 Komentar