Kangen Babacakan, Tradisi Makan Bareng Beralaskan Daun Pisang



Dalam ensiklopedi Sunda, bancakan atau babacakan ialah nama hidangan makan yang diwadahi nyiru (nampan), dengan tilam dan tutup daun pisang, disajikan untuk bersama pada selamatan atau syukuran. Macam makanan yang dihidangkan lazimnya nasi congcor atau tumpeng beserta lauk pauknya antara lain urab sebagai sesuatu yang khas dalam hidangan selamatan. Tidak disediakan  piring, para hadirin makan dengan memakai daun pisang sebagai alasnya. Makan bancakan dimulai setelah pembacaan do’a selesai, setiap orang langsung mengambil nasi beserta lauk-pauknya dari nyiru. (Kamus Bahasa Sunda R.A.Danadibrata).

 

Sama halnya dengan definisi babacakan dalam kamus Bahasa Sunda di atas. Babacakan di Banten kerap menghadirkan menu nasi yang ditaruh di atas daun pisang. Namun, sangat jarang sajian babacakan dalam bentuk congcor atau tumpeng. Babacakan diikuti oleh minimal dua atau tiga orang. Semakin banyak peserta yang ikut maka akan meriah tradisi makan bersama tersebut. 


Pola makan babacakan dilakukan biasanya dengan cara memanjang artinya peserta dapat makan secara berhadap hadapan. Pola ini terutama diikuti oleh lebih sedikit dan lebih bersifat tradisional karena menggunakan daun pisang sebagai media alas makan. Berlainan halnya dengan babacakan dengan peserta yang lebih banyak.  Saat menyantap hidangan mereka kerap menggunakan pola ngariung (berkumpul membentuk lingkaran) secara berkelompok.

 

Menu yang dihadirkan dalam babacakan biasanya ayam bakar, ikan bakar dan urab-uraban. Menu tersebut merupakan menu yang dikatakan wajib. Namun saat ini, menu yang dihadirkan lebih bervariasi. Bahkan ada menu babacakan berupa sate (kambing dan sapi), dan berbagai olahan yang terbuat dari daging.

 

Seiring berjalannya waktu, babacakan bukan hanya dilakukan sebagai tradisi menyambut bulan suci Ramadhan, tetapi juga sudah banyak  yang melakukannya bukan hanya sebagai tradisi menyambut ramadhan tetapi untuk kegiatan -kegiatan seperti arisan keluarga, tasyakuran milad, kumpul-kumpul dengan teman, sanak saudara dan handai taulan, atau juga dalam kegiatan-kegiatan lainnya.

 

Di Banten, babacakan bukan hanya kita temukan di Kabupaten Pandeglang saja, tetapi sudah sering kita jumpai di kabupaten lainnya seperti kabupaten Tangerang. Termasuk Kecamatan Kronjo, tempat saya tinggal.

 

Indahnya kebersamaan jelang Ramadan dengan babacakan terutama dengan keluarga besar atau sebagian keluarga besar kita.

Semoga Pandemi Covid-19 segera berakhir, agar silaturahmi dengan dihiasi budaya babacakan bisa dinikmati tanpa rasa khawatir lagi. 😊


Bunda Millah 

Reli Tangerang




Posting Komentar

0 Komentar