Cara Potong Ayam, Dulu dan Sekarang



Pernah membaca atau mendengar kalimat ini tidak? 

"Sekarang banyak yang mengambil tugas malaikat Rokib, amalan kebaikan banyak yang ditulis sendiri kemudian di-upload di sosmed"

Atau kalimat, ketika akhir tahun menjelang, sebelum negara Covid-19 menyerang

"Banyak anak-anak yang mengambil alih tugas Malaikat Isrofil, mereka berlomba meniup terompet"


Ahad lalu saya menemukan kalimat satire yang baru lagi, kalimat itu disampaikan oleh seorang coach bisnis Bapak Iwan Susanto. 


Bunyi kalimatnya begini, "Tugas malaikat Izroil sekarang diambil oleh manusia"


Mari sama-sama kita perhatikan, anak-anak jaman dulu, makan daging ayam seberapa sering? Kalau saya sangat jarang, makan daging ayam jika ada kenduri, lebaran atau ada acara besar lainnya. Apakah kekurangan gizi? Alhamdulillah  bisa tumbuh ke atas, meskipun lebih banyak tumbuh kesamping. 


Bagaiman proses, dari seekor ayam bisa dihidangkan menjadi sepiring ayam semur yang enak?


Sebelum ayam dipotong, sorenya ayam dikurung dan tidak dikeluarkan lagi di pagi harinya, jadi kejiwaan ayam dalam keadaan tenang, tidak stres karena dikejar-kejar. 


Disiapkan tanah yang dilubangi untuk tempat darah ayam ketika dipotong, darah ayam yang keluar dari leher masuk ke lobang, dan langsung ditutup lagi dengan urukan tanah, jadi tidak ada kesempatan untuk bakteri berkembang biak, tidak ada kesempatan untuk lalat bersilaturrahim pada darah ayam. 


Ayam disembelih oleh dua orang eksekutor, satu orang memegang kepala dan pisau yang sangat tajam, satu orang memegang sayap dan kaki ayam, menghadap ke kiblat, posisi ayam, mengikuti gaya gravitasi bumi. Leher ayam berada lebih rendah dari badan ayam, supaya ketika disembelih darah dari seluruh tubuh ayam mengalir ke leher. 


Setelah ayam berhasil disembelih atas nama Allah, sebagai bentuk izin manusia kepada sang Kholik,  ayam dibiarkan menggelepar sendiri, kurang lebih memakan waktu empat menit. Disinilah Malaikat Izroil bekerja mengambil nyawa atas perintah Allah. 


Sekarang dengan kemajuan teknolgi yang pesat, makan daging ayam sudah hal yang sangat biasa, tidak susah mencari ayam potong yang siap dihidangkan, tidak usah berlama-lama menunggu ayam tumbuh besar siap dipotong.


Proses penyembelihanpun tidak serumit dulu, hanya memakan waktu kurang lebih dua menit, berekor-ekor ayam sudah mati dan siap di masukkan ke dalam air mendidih untuk proses pencabutan bulu, ini yang proses penyembelihannya menggunakan mesin. 


Yang proses penyembelihannya masih manual, bisa kita perhatikan, biasanya hanya seorang eksekutor yang bekerja, memegang leher, posisi leher dijepit jari, badan ayam berada di bawah. Makanya sering kita lihat ada beberapa bagian tubuh ayam yang berwarna agak gelap atau memar, di dalamnya terdapat darah yang membeku, karena tidak mengalir semestinya dan keluar dari leher yang dipotong. 


Bismillah kreeek leher ayam terpotong, di lempar ke dalam tabung, tidak lama kemudian langsung dimasukkan ke dalam air mendidih. Secepat itu dan semudah itu! Padahal secara alami malaikat Izroil butuh waktu empat menit, itu diringkas hanya dua menit, seolah-olah tugas malaikat diambil alih oleh manusia.


Inilah perbedaan cara memotong ayam, zaman dulu dan sekarang. Ada kurang lebihnya tentu saja. Dari segi efisiensi dan kesehatan.


Tulisan ini hanya sebagai gambaran saja dan opini pribadi dan nostalgia masa kecil, tidak semata mata untuk mendeskriditkan  pihak-pihak tertentu. 

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari setiap peristiwa.


Ella Helawati

Reli Tangerang 



Posting Komentar

0 Komentar