Salam 2 Jari


oleh: Devi Nakarta

"Assalamu'alaikum pak, maaf mengganggu waktunya, kami mau sosialisasi pemilu boleh?"

"Wa'alaikumussalam. Wah. Kami sudah tahu, Salam 2 jari bu. Prabowo Sandi"

Salam bersambut salam. Pun sebelum kami sampaikan, ternyata kami sudah memiliki keterikatan.
Ya, nomor 02 menjadi pemersatu di antara kami yang belum pernah saling mengenal bahkan sekadar bertegur sapa sebelumnya.

* * *

Senin sore (1/3), rumah berwarna hijau dengan plang bertuliskan "Advokat/Pengacara" di depannya coba kami masuki. Terdapat dua orang pria yang sedang asyik berbincang-bincang di teras rumah itu.

Belum sempat kami jelaskan panjang lebar maksud kedatangan kami, beliau nampaknya sudah sangat paham.
Tak perlu kami memancing perbincangan pun beliau sudah bersemangat berdialog menyampaikan keresahan hatinya selama ini. Mulai dari keresahannya tentang money politics, tentang orang-orang muslim yang kini semakin terlihat munafik hanya karena urusan politik, hingga keresahan tentang keluarganya yang butuh bimbingan terkait belajar Islam dan membaca Al Qur'an. Ya, nampaknya beliau sedang dalam proses berhijrah dan ingin menghijrahkan keluarganya.

Bapak Advokat ini benar-benar telah gerah akan kondisi kaum muslimin di tanah air. Pun dengan perpolitikannya.

Walau asap rokok terus mengepul dari mulutnya, cita-cita untuk menjadikan anaknya sebagai penghafal Qur'an tetap diperjuangkan. Sampai-sampai beliau menyempatkan untuk meminta rekomendasi pondokan penghafal Qur'an pada kami. Walau dengan beberapa catatan bahwa ia tidak ingin anaknya dimasukkan ke pondok salah satu ustadz. Ya, lagi-lagi catatan tersebut bersebab perbedaan pilihan politik. Ya, seperti kita rasakan dewasa ini, pilihan politik yang berbeda nampaknya benar-benar menjadi momok tersendiri bagi segelintir orang.

Setelah panjang bercerita, ia sampaikan pesan kepada kami agar senantiasa amanah dan terus berikhtiar dalam menegakkan yang haq juga memberantas yang bathil di negeri ini.

Pengalaman beliau yang sudah beberapa kali mencicipi ranah politik di beberapa partai membuat beliau jera untuk kembali terjun di dalamnya. Namun biarpun begitu, beliau tetap yakin bahwa PKS tidak sekotor itu.

"Sekotor-kotornya politik, PKS pasti amanah untuk memperjuangkan kebaikan di sana. Pesan saya agar jangan tergoda dengan money politics," sebut beliau.

"Berarti bapak sudah yakin mau milih apa?"

"Ya, in syaa Allah PKS menang di Pemilu nanti."

Kalimat penutup beliau membuat kami semakin optimis menyambut kemenangan yang dinantikan. Tak lupa memperhatikan dengan seksama keresahan-keresahan yang beliau sampaikan agar apa yang kami lakukan kelak sesuai apa yang dibutuhkan masyarakat.

Sebelum kami beranjak, beliau memberikan hadiah kepada kami. Yaitu topi #2019GantiPresiden.

Tak lupa dengan foto bersamanya, lalu kami pamit untuk melanjutkan perjalanan kami mengunjungi rumah berikutnya.

Posting Komentar

0 Komentar